Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Wakilnya Arcandra Tahar mengaku tidak sakit hati pernah diberhentikan dari jabatannya masing-masing sebagai Menteri Perhubungan dan Menteri ESDM oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada 27 Juli 2016, posisi Jonan sebagai Menteri Perhubungan digantikan oleh Budi Karya Sumadi yang dinilai oleh banyak pihak akibat kegagalannya mengantisipasi kemacetan panjang pada musim mudik lebaran 2016.
Peristiwa macet berhari-hari yang menimbulkan belasan korban jiwa di pintu keluar tol Brebes kemudian dikenal sebagai tragedi Brebes Exit (Brexit). Tragedi tersebut sempat menimbulkan aksi saling tuding para pembantu Jokowi yang berujung pada dilengserkannya Jonan dari kursi Menteri Perhubungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Arcandra Tahar pada 16 Agustus 2016 digantikan sementara oleh Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri ESDM, setelah belakangan Jokowi mengetahui pria tersebut memiliki kewarganegaraan ganda.
Arcandra sebelumnya banyak menghabiskan hidupnya di Amerika Serikat, menjalankan perusahaan konsultan lepas pantai minyak dan gas bumi (migas).
“Saya kalau bekerja selalu melihatnya ke depan. Saya kira semua persoalannya sudah diselesaikan dan Alhamdulilah saya sekarang dilantik oleh bapak presiden,” kata Jonan usai dilantik sebagai Menteri ESDM di Istana Negara, Jumat (14/10).
Arcandra kemudian mengamini ucapan atasannya tersebut, dengan menyatakan bahwa dirinya telah memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mengabdi bagi negara.
“Jadi dimana pun ditempatkan, saya siap mengabdi dimanapun. Sekali lagi semoga niat saya diluruskan dan inilah konsekuensi sebagai orang Indonesia yang bersedia untuk pulang dan mengabdi untuk bangsa dan negara,” kata Arcandra.
Jonan menambahkan, sebagai petinggi Kementerian ESDM yang baru, dirinya akan banyak berdiskusi dengan Arcandra mengenai strategi membenahi sektor tersebut.
“Kami akan berdiskusi setelah kami berdua masuk kantor. Kemudian sekarang kan saya ada Wakil Menteri, makanya kami harus tandem bekerja sama sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan oleh presiden dan diharapkan oleh masyarakat,” kata Jonan.
Menurut Arcandra, pekerjaan rumah yang dulu belum sempat dibenahinya secara serius adalah melakukan revitalisasi seluruh sektor ESDM di Indonesia. Ketegasan seorang pemimpin menurutnya diperlukan untuk membenahi hal tersebut.
“Dalam hal ini kita butuh figur pak Jonan, dan saya sepenuhnya akan mendukung pak Jonan dalam menjalankan tugas di Kementerian ESDM,” kata Arcandra.
(gen)