Jakarta, CNN Indonesia -- Program pengampunan pajak (
tax amnesty) yang dijalankan pemerintah diharapkan mampu mempermudah perusahaan properti dalam mencari pendanaan pengembangan bisnisnya. Hal tersebut diyakini manajemen perusahaan elevator asal Jepang, PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE) bisa meningkatkan penjualannya ke depan.
“Bisnis kami sangat bergantung pada pasar properti. Tahun lalu saat bisnis properti lesu, bisnis kami pun stagnan. Tahun ini ekonomi mulai bergerak lagi, ada optimisme program
tax amnesty membantu proyek-proyek yang tahun lalu berhenti mulai jalan lagi,” kata Presiden Direktur MJEE Christian Satrya, Jumat (21/10).
Ia mengungkapkan, kondisi bisnis tahun lalu cukup berat di mana produksi turun hingga 30 persen. Padahal saat itu pabrik kedua MJEE di Karawang, Bekasi baru saja diselesaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini terjadi karena memang berkurangnya permintaan,” ujarnya.
Christian mencatat tahun lalu produksi elevator dan eskalator perusahaannya mencapai 500 unit, jauh lebih rendah dibandingkan produksi 2014 yang mampu tembus 700 unit. Sementara untuk tahun ini diharapkan bisa meningkat menjadi 600-650 unit.
“Memang belum sebaik tahun 2014, tapi setidaknya lebih baik dibanding 2015,” jelas Christian Satrya.
Oleh karena itu manajemen MJEE berharap pemerintah bisa cepat mendorong perbankan Indonesia yang menampung dana
tax amnesty untuk menyalurkannya ke industri properti sebagai modal ekspansi. Sehingga permintaan elevator dan eskalator kembali tinggi, menyusul kapasitas produksi pabrik MJEE tahun depan sudah mencapai 100 persen.
“Jadi sekarang progressnya sudah mencapai 70 persen, dan tahun depan pabrik kedua ini sudah komplit 100 persen. Dengan peningkatan kapasitas ini, penggunaan komponen lokal juga mengalami peningkatan dari 20 persen saat ini menjadi 30 persen,” ujarnya.
(gen)