Pertamina Optimistis Produksi Migas Tahun Depan Tumbuh 28%

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2016 19:00 WIB
Realisasi produksi minyak Pertamina hingga kuartal III tahun ini mencapai 322,84 barel per hari, naik 16,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina memastikan target produksi hulu minyak dan gas bumi sebesar 863 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD) pada tahun 2017.(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi hulu minyak dan gas bumi sebesar 863 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD) pada tahun 2017. Angka tersebut meningkat 28,81 persen dibandingkan dengan  target produksi tahun ini yang sebesar 661 ribu BOEPD.

BUMN Migas tersebut merinci, produksi minyak diharapkan menyumbang sebanyak 438 ribu barel per hari atau naik 42,2 persen dari target tahun ini 308 ribu barel per hari. Sementara itu, produksi gas tahun depan ditargetkan sebanyak 2.278 MMSCFD atau meningkat 16,76 persen dari target tahun ini 1.951 MMSCFD.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina menjelaskan, kenaikan produksi itu tetap disumbang dari beberapa lapangan utama, seperti Banyu Urip, blok Cepu yang memproduksi minyak 160 ribu barel per hari dan blok West Madura Offshore (WMO) yang diprediksi bisa menghasilkan minyak 9.300 barel per hari dan gas sebesar 102,6 MMSCFD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan target produksi tersebut, kata Wianda, mempertimbangkan pula potensi kenaikan produksi WMO pada tahun depan sebesar 3 ribu barel per hari, setelah perusahaan berencana memasang tambahan anjungan lepas pantai sebagai bagian dari proyek lapangan migas yang terintegrasi.

"Kami akan tambah terus platform-platform migas offshore di tahun depan agar produksi WMO bisa bertambah," jelas Wianda.

Selain itu, lanjutnya, produksi migas juga akan digenjot melalui upaya anorganik, yaitu akuisisi blok-blok di luar negeri dan pengambilalihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) yang memasuki masa terminasi. Kendati demikian, ia tak menyebut nama-nama WK yang memasuki masa terminasi yang diharapkan menyumbang produksi Pertamina.

"Yang penting kami fokus di lapangan-lapangan yang memang bisa cepat berproduksi," jelasnya.

Kendati produksinya digenjot, Wianda berharap cadangan migas tidak cepat menurun dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, perusahaan juga melakukan perbaikan infrastruktur migas sehingga tingkat penurunan produksi alami (natural declining rate) bisa ditekan.

Dalam hal ini, ia berkaca pada perbaikan fasilitas blok WMO, di mana tingkat penurunan produksi alami bisa ditekan dari 50 persen menjadi 12 persen. "Kalau natural declining rate bisa ditahan, produksi juga bisa dikendalikan," tuturnya.

Di samping itu, perbaikan fasilitas ini dianggap bisa membuat biaya operasinal lebih efisien. Sehingga, Pertamina tak perlu khawatir produksi merosot jika nantinya pemerintah memangkas anggaran cost recovery tahun depan.

Masih berkaca dari pengembangan blok WMO, ia mengatakan efisiensi biaya operasional bisa mencapai 40 persen hanya dengan perbaikan fasilitas migas dan penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.

"Efisiensi juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat dengan kadar TKDN yang tinggi. Sehingga efisiensi yang dilakukan justru tidak menurunkan produksi, namun menunjang produksi yang lebih baik lagi," katanya.

Sebagai informasi, realisasi produksi minyak Pertamina hingga kuartal III tahun ini mencapai 322,84 barel per hari, naik 16,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 276,77 barel per hari. Angka ini lebih besar 4,81 persen dibanding target Pertamina hingga akhir tahun.

Sementara itu, realisasi produksi gas pada periode yang sama mencapai 2.000 MMSCFD atau meningkat 15,8 persen dari tahun lalu sebesar 1.730 MMSCFD. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER