Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali torehkan rekor baru sejak berdirinya pada 13 Juli 1992 silam dengan jumlah investor aktif yang bertransaksi pada perdagangan saham kemarin mencapai 38.734 investor. Sebelumnya, jumlah investor BEI mencapai rekor pada 9 Agustus 2016 lalu dengan total 35.455 investor.
Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio total frekuensi perdagangan saham yang tercipta kemarin juga berhasil tercatat sebagai rekor yaitu sebesar 428.640 kali transaksi, dengan rekor tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 13 Juli 2016 sebesar 376.777.
Sementara, rekor total volume perdagangan saham yang tercipta kemarin sebesar 39,04 miliar unit saham dengan rekor tertinggi sebelumnya pada 8 April 2011 sebesar 29,83 miliar unit saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Harapannya, semoga performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus positif sehingga dapat memberikan imbal hasil bagi para investor di pasar modal Indonesia,” ujar Tito dalam keterangan resmi, kemarin (27/10).
Pencapaian rekor ini, lanjut Tito, telah menunjukkan BEI memiliki likuiditas yang terbaik tahun ini jika dibandingkan dengan bursa kawasan Asia Tenggara lainnya. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BEI yang bersumber dari World Federation Exchange 2015, Bursa Thailand membukukan rata-rata frekuensi harian sebesar 368 ribu kali, Bursa Malaysia 153 ribu kali, dan Bursa Filipina 53 ribu kali transaksi.
Sementara itu, pembelian bersih oleh investor asing di pasar saham domestik sejak awal tahun hingga kemarin mencapai Rp32,35 triliun. Artinya, optimisme investor asing telah pulih setelah mencatat penjualan bersih sebesar Rp22,59 triliun di sepanjang tahun lalu.
“Dengan pencapaian ini, maka BEI berharap dan terus berupaya untuk menjadi Bursa terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang,” terang Tito.
Adapun, IHSG kemarin ditutup menguat ke level 5.416 atau naik 17,15 poin (0,31 persen). Angka tersebut telah menguat 17,93 persen dari posisi penutupan IHSG akhir 2015 sebesar 4.593,008 poin, dan sekaligus yang tertinggi untuk tahun ini.
Selain itu, nilai transaksi harian kemarin sebesar Rp9 triliun juga telah melampaui rata-rata nilai transaksi harian pada tahun ini sebesar Rp6,54 triliun. Sementara, kapitalisasi pasar BEI di perdagangan kemarin telah mencapai Rp5.859,72 triliun atau meningkat 20,25% dibanding posisi akhir 2015 sebesar Rp4.872,70 triliun.
“Dengan semakin prospektif serta semakin likuidnya perdagangan pasar modal Indonesia, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI dapat terus meningkat dan mencetak rekor baru lainnya,” harap Tito.
Nyatanya, tak hanya transaksi dan laju IHSG yang berhasil menorehkan rekor baru atau kinerja yang baik kemarin. Namun, BEI juga berhasil menorehkan rekor total emisi obligasi dan sukuk.
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk korporasi yang dicatatkan sepanjang 2016 berjumlah 60 emisi dari 41 emiten senilai Rp86,28 triliun yang juga merupakan rekor total nilai emisi obligasi dan sukuk korporasi tertinggi sepanjang masa. Rekor sebelumnya tercatat di akhir tahun 2012 dengan total nilai emisi sebesar Rp69,45 triliun.
Total tersebut termasuk obligasi yang baru tercatat kemarin, yaitu Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2016 yang diterbitkan oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) yang mulai dicatatkan di BEI. Total nilai emisi obligasi korporasi ini adalah Rp2,12 triliun.
Dengan demikian, total emisi obligasi dan sukuk saat ini berjumlah 306 emisi dengan nilai nominal
outstanding sebesar Rp295,53 triliun dan US$50 juta, diterbitkan oleh 102 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 94 seri dengan nilai nominal Rp1.740,59 triliun dan US$1.240 juta, dan enam emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,22 triliun.