Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung selama sembilan bulan pertama ini sebesar Rp453,4 triliun, tumbuh 13,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp400 triliun.
Deputi Bidang Pengendalian, Pelaksanakan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyatakan, kecilnya pertumbuhan tersebut disebabkan perekonomian global dan regional yang masih melambat. Sehingga, dirinya menegaskan Pertumbuhan jumlah investasi langsung di Indonesia secara tahunan ini masih dapat dikatakan cukup baik.
"Seperti kita tahu, perekonomian global dan regional masih belum cukup baik, jadi untuk dapatkan angka yang paling tidak sama seperti tahun lalu itu sudah baik," ucap Azhar, Kamis (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dirinya menambahkan, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sejak awal tahun hingga akhir September tercatat sebesar Rp158,2 triliun atau meningkat 18,8 persen. Sementara realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp295,2 triliun atau naik 10,6 persen.
"Dari realisasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang," imbuhnya.
Meski pertumbuhannya kecil, BKPM cukup percaya diri mampu mencapai target realisasi invesasi tahun ini sebesar Rp594,8 triliun atau meningkat 9,06 persen dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp545,4 triliun. Di mana target tersebut terdiri dari PMA Rp386,4 triliun dan PMDN Rp208,4 triliun.
Pasalnya, angka pencapaian realisasi investasi hingga September telah menyentuh 76,2 persen dari target tersebut. Selain itu, Azhar juga menjelaskan, sudah ada komitmen investasi sebesar Rp1.800 triliun, sehingga BKPM akan mengejar realisasi dari komitmen investasi tersebut untuk segera direalisasikan.
"Komitmen tanpa realisasi itu memang nothing, tapi kami sudah lihat minat orang investasi ke sini. Itu yang sebenarnya tetap kami upayakan, termasuk isu berbisnis dimudahkan, pembangunan infrastruktur. Kami melihat ini adalah gelas setengah kosong yang harus kami isi terus yang masih banyak ruang untuk mengisinya," paparnya.
Adapun, sektor yang berkontribusi paling besar dalam realisasi investasi per September yaitu industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi dengan nilai Rp46,7 triliun atau 10,3 persen dari total realisasi.
Kemudian, dua industri lainnya yang juga besar yakmi sektor makanan dengan nilai Rp46,3 triliun atau berkontribusi 10,2 persen dan industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik dengan nilai Rp44,7 triliun atau berkontribusi 9,9 persen.
Secara terpisah, Kepala BKPM Thomas Lembong menjelaskan, realisasi investasi di Pulau Jawa Rp250,3 triliun naik dari sebelumnya Rp219,3 triliun atau naik 14,1 persen secara tahunan. Sementara, investasi di luar Pulau Jawa meningkat menjadi Rp203,1 triliun atau naik 12,4 persen dibanding sebelumnya Rp180,7 triliun.
Meski luar Pulau Jawa meningkat, menurutnya masih perlu upaya lebih dari berbagai kementerian dan lembaga untuk lebih meningkatkan kegiatan investasi luar Pulau Jawa.
"Masih perlu usaha lebih untuk meningkatkan investasi di luar Pulau Jawa," ucap Lembong.
Namun, ia menegaskan jangan hanya melihat angka. Hal ini karena tentunya ada cerita di balik sebuah angka tersebut. Dirinya optimistis jumlah investasi langsung akan tumbuh signifikan dan target akhir tahun dapat tercapai.
"Saya mau tekankan lagi, kita semua harus lebih lihat lagi, jangan hanya lihat angka. Di bawah angka ada cerita, ada cerita di balik itu," tutupnya.
(gir/gen)