Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyayangkan fakta masih rendahnya angka kepemilikan rekening tabungan di masyarakat Indonesia. Jokowi mengatakan dengan jumlah penduduk yang banyak, seharusnya roda perekonomian bisa digerakan dengan kekuatan produktivitas individu melalui tabungan dan investasi.
Dalam kampanye Hari Menabung Nasional, Jokowi mengatakan untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menabung perlu ada dukungan dari berbagai pihak termasuk dari bank.
"Kita harusnya dalam jumlah penduduk yang mencapai 250 juta adalah kekuatan. Dengan penduduk sebesar itu kita tidak ingin menjadi konsumen, pasar tapi menjadi produktif dan menjadi kekuatan," ujar Jokowi, Senin (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kepemilikan tabungan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sangat rendah yakni sekitar 31 persen. Angka tersebut masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan Singapura sebesar 49 persen, Filipina sebesar 46 persen serta China sebesar 49 persen.
"Tingkat kepemilikan kita masih rendah. Masih 19 persen dari total penduduk Indonesia diatas 15 tahun. Semuanya masih bisa dikembangkan. Melihat potensi dari kalangan pelajar 44 juta. Kemudian pemuda dan mahasiswa 55 juta. Tentu ini akan menjadi target potensial. Dengan menabung sejak dini kita akan turut untuk lebih produktif," ujar Jokowi.
(gen)