Jakarta, CNN Indonesia -- PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) tengah fokus menggarap proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sulbagut I di Gorontalo, Sulawesi Utara. Perseroan tengah mengincar pinjaman dalam denominasi dolar AS untuk membiayai hal tersebut.
Direktur Toba Bara Arthur Simatupang menjelaskan, pihaknya telah membebaskan lahan seluas 45 hektare (ha) dari target seluas 60 ha untuk proyek itu. Sementara sisanya akan dikejar hingga akhir tahun ini.
"Dari pengalaman PLTU lain, kalau diselesaikan tahun depan akan sangat repot dan biayanya lebih tinggi. Ini yang coba kami antisipasi, kalau pembebasan tanah bisa secure semua pada tahun pertama ini, hal itu bisa jauh lebih murah," ungkap Arthur, Senin (31/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pembebasan lahan, perusahaan milik Luhut Pandjaitan ini juga melakukan investigasi mengenai kondisi topografi di tempat pembangunan proyek tersebut. Tak lupa, perusahaan juga tengah mempersiapkan berbagai berkas untuk melengkapi syarat yang diperlukan guna mendapat persetujuan untuk melakukan
financial closing.
"Lalu kami juga lengkapi syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan
financial closing. Kalau izin lokasi sudah kami dapatkan. Ini merupakan pencatatan besar untuk memenuhi target kami," terangnya.
Guna melancarkan proyek itu, Toba Bara menargetkan dapat mengantongi pinjaman pada Juli 2017 atau pertengahan tahun depan dengan denominasi dolar AS. Hal ini karena skema kontrak pembangunan proyek PLTU ini tercatat dalam dolar AS.
"Kemungkinan dalam bentuk dolar AS ya, karena dalam kontrak tercatat dolar AS," paparnya.
Sementara, untuk bank nya sendiri tak akan lebih dari lima bank. Arthur menjelaskan, untuk bank Eropa sendiri saat ini lebih tertarik pada bisnis yang ramah lingkungan, sedangkan bank di Asia Pasifik masih melihat bisnis yang bergerak dalam bisnis batu bara sebagai bisnis yang menguntungkan.
"Jadi mereka masih sangat ingin melakukan pinjaman kepada emiten-emiten yang fokus di batu bara. China banyak, lalu Taiwan, Korea, Malaysia, dan bank nasional juga masih," paparnya.
Nantinya, jika proyek ini telah dibangun, maka akan menghasilkan pendapatan yang stabil bagi perusahaan selama periode kontrak 25 tahun. Namun, Toba Bara enggan menyebutkan prediksi atas kontribusi pendapatan dari proyek tersebut terhadap perolehan perusahaan secara keseluruhan.
Sekadar informasi, PLTU yang akan dibangun ini dengan kapasitas 2x50 mega watt (MW). Nilai investasi dari proyek tersebut diperkirakan mencapai US$200 juta. Pembangunan proyek tersebut akan menggunakan kas internal perusahaan sekitar 30 persen, sedangkan sisanya sebanyak 70 persen berasal dari pinjaman bank.
(gir/ags)