Rilis Surat Utang, Chandra Asri Jaminkan Mesin dan Tanah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2016 10:46 WIB
Obligasi ini dijamin dengan sekurang-kurangnya 150 persen dari jumlah terutang berupa mesin dan 11 bidang tanah yang terletak di Kota Cilegon, Banten.
Obligasi ini dijamin dengan sekurang-kurangnya 150 persen dari jumlah terutang berupa mesin dan 11 bidang tanah yang terletak di Kota Cilegon, Banten. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan kimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menawarkan surat utang (obligasi) senilai total Rp500 miliar dalam dua seri dengan jaminan mesin produksi dan tanah milik perseroan.

Berdasarkan prospektus ringkas pada Jumat (11/11), Chandra Asri menyatakan obligasi tersebut akan diterbitkan dalam seri A dan seri B.

Obligasi seri A akan diterbitkan dengan jangka waktu 3 tahun, dengan tanggal jatuh tempo pada 14 Desember 2019. Sementara obligasi seri B akan diterbitkan dengan jangka waktu 3 tahun, dengan tanggal jatuh tempo pada 14 Desember 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya, bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga, terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi pertama rencananya akan dilakukan pada 17 Maret 2017, sedangkan pembayaran bunga terakhir akan dilakukan saat pelunasan pokok obligasi.

Adapun obligasi ini dijamin dengan jaminan khusus sekurang-kurangnya 150 persen dari jumlah terutang berupa seluruh mesin yang dimiliki oleh PT Petrokimia Butadine Indonesia dan 11 bidang tanah yang terletak di Desa Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

Terkait penerbitan obligasi ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat A+. Hasil pemeringkatan tersebut berlaku untuk periode 3 Oktober sampai dengan 1 Oktober 2017.

Rencananya, 35 persen dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan oleh Chandra Asri untuk melakukan pembayaran utang berdasarkan fasilitas pinjaman sebesar US$220 juta dari Bangkok Bank dan The Siam Commercial Bank. Jumlah terutang saat ini sebesar US$132 juta dengan tanggal jatuh tempo 29 September 2019.

Sementara, 65 persen dana lainnya akan digunakan untuk membayar utang berdasarkan fasilitas pinjaman sebesar US$94,98 juta dari Bangkok Bank, The Siam Commercial Bank, Bank DBS Indonesia dan HSBC Indonesia. Jumlah terutang saat ini sebesar US$92,6 juta dengan tanggal jatuh tempo 7 Oktober 2022. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER