Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyetujui pinjaman selama tiga tahun sebesar US$ 12 miliar atau sekitar Rp 160 triliun untuk Mesir demi mendukung program reformasi ekonomi.
IMF menyebut bahwa persetujuan dewan memungkinkan untuk melakukan pencairan awal sebesar US$ 2.75 miliar. Sisa dana pinjaman akan diberikan dalam beberapa tahap dengan mengikuti lima aturan.
Tahap pertama pencairan itu diharapkan dapat meningkatkan cadangan devisa negara menjadi US$ 23.3 miliar.
"Program ini akan membantu Mesir memulihkan stabilitas makro ekonomi dan mempromosikan pertumbuhan inklusif," sebut IMF dalam pernyataan resmi mereka seperti dikutip
Reuters.
"Kebijakan yang didukung oleh program IMF ini menargetkan dapat memperbaiki ketidakseimbangan eksternal dan mengembalikan daya saing, menempatkan defisit anggaran dan utang publik, serta meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Importir Mesir selama ini telah berjuang untuk menarik dolar dan berusaha menghidupkan kembali perekonomian sejak turis dan investor melarikan diri, pasca pemberontakan yang mengakhiri kekuasaan 30 tahun Hosni Mubarak pada 2011 silam.
Menghadapi defisit anggaran, cadangan devisa yang jatuh dan pasar gelap mata uang yang kian berkembang, Mesir menyetujui pinjaman IMF pada Agustus lalu.
Namun kala itu mereka harus mengamankan US$ 5 milyar hingga US$ 6 milyar untuk pembiayaan bilateral agar kesepakatan dapat dibuat.
(meg)