Makassar, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengeluhkan rendahnya repatriasi hasil program Tax Amnesty hingga kini. Rendahnya repatriasi, tegas Jokowi, menyebabkan arus uang masuk ke Indonesia masih kecil.
"Arus uang masuk dari luar masih kecil. Catatan saya ini kecil banget," kata Jokowi di Makassar, dikutip Minggu (27/11).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, total repatriasi hingga 25 November baru Rp142,97 triliun dari target pemerintah sebesar Rp1.000 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sosialisasi Amnesti Pajak keenam yang dihadirinya, Jokowi mengajak seluruh wajib pajak wajib SPT yang memiliki aset di luar negeri, segera mengembalikannya ke dalam negeri.
Ia mengingatkan, tarif repatriasi periode dua meningkat menjadi 3 persen. Namun, angka itu termasuk rendah dibandingkan tarif di negara lain.
"Tarif sangat kecil karena kami inginkan bukan dapat bayaran, tetapi arus uang masuk ke sistem keuangan dan perbankan kita," tuturnya.
Jokowi yang juga sudah mengikuti tax amnesty menekankan kemudahan program ini.
"Ungkap harta berapa, bayar uang tebusan. Simpel, gampang," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Pernyataan serupa disampaikan Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad. Pemerintah menawarkan kemudahan dalam repatriasi.
Dana yang dibawa ke Indonesia dapat diinvestasikan langsung dalam bentuk deposito atau sektor riil. Bank-bank gateway repatriasi juga akan membantu menjelaskan teknis hal ini.
"Dengan fleksibilitas yang kami pikirkan sedemikian rupa dan punya banyak opsi, saya kira mudah-mudahan menambah semangat bapak ibu repatriasi," ucap Muliaman.
Repatriasi ini 'dijual' di hadapan sekitar 4000 tamu undangan. Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijuegiastedi menyebut, tamu berasal dari pengusaha Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Puluhan anggota asosiasi seperti REI, Kadin, dan keagamaan turut hadir. Ratusan undangan provinsi sampai kelurahan juga ikut mendengarkan paparan Presiden mengenai tax amnesty.
(gir)