Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Rembang, Jateng dan Tuban, Jatim pada Sabtu (26/11), sebagai tindak lanjut atas hasil putusan yang dikeluarkan Mahkamah Agung (MA) terkait izin pabrik perseroan di Rembang beberapa waktu yang lalu.
Ketua Tim Kunjungan ke Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Azam Azman Natawijaya mengatakan bahwa pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang sarat akan kepentingan, baik dari investor maupun pihak lainnya.
“Sebagai aset milik negara, keberadaan Semen Indonesia harus dilindungi dan didukung. Jangan sampai semen asing ini menguasai pasar kita,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjabarkan, saat ini kondisi industri semen dalam negeri menjadi incaran investor asing.
Sebagai gambaran, BUMN semen hanya menguasai 36 persen kapasitas industri semen di Indonesia. Swasta dan asing menguasai 64 persen, sementara Semen Indonesia memiliki total kapasitas hanya 34 persen dengan market share sebesar 42,44 persen.
Anggota Komisi VI DPR RI, Abdul Wahid mengatakan, sebagai langkah konkret dukungan, pihaknya akan menyampaikan kepada Presiden melalui rapat kerja agar pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang bisa terus berjalan.
"Kami dukung sepenuhnya pabrik ini. Semen Indonesia hanya butuh memperbarui izin lingkungan untuk melanjutkan pembangunan pabrik ini, selain menjalin komunikasi dan pendekatan kepada beberapa pihak,” katanya.
Menurutnya penolakan pendirian pabrik semen di Rembang ini hanya oleh segelintir orang saja, tidak lebih dari 5 persen. Sebagian besar warga mendukung adanya pembangunan pabrik semen.
Ia mengungkapkan, di antara penolak tersebut, salah satunya adalah warga Pati, Jawa Tengah. Dia merasa terusik dengan adanya pabrik sehingga memprovokasi warga untuk melakukan penolakan pendirian pabrik ini.
"Kami, Komisi VI sepakat dengan Gubernur, Kapolda dan Pangdam untuk mengawal agar pembangunan pabrik ini terus berjalan,” ujarnya.
Direktur Enjinering dan Proyek Semen Indonesia, Gatot Kustyadji mengatakan progres pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang per 31 Oktober 2016 telah mencapai 97,1 persen.
Pendirian pabrik dengan rencana investasi sebesar Rp4,9 triliun ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Rembang. Hal itu di antaranya penyediaan lapangan pekerjaan, pengembangan ekonomi masyarakat, pembinaan UMKM, pemenuhan kebutuhan air, peningkatan kesejahteraan, dan pengentasan kemiskinan.
“Penyerapan tenaga kerja dalam masa pengerjaan proyek mencapai 6.075 orang, dengan tenaga kerja dari Rembang sebanyak 1.236 orang. Kami berharap dengan adanya pabrik Semen Indonesia ini, angka kemiskinan di Rembang dapat berkurang dari 19,5 persen menjadi dibawah 10 persen”, ungkap Gatot.
Gatot juga mengklaim, melalui berbagai program Corporate Social Responbility (CSR), perseroan telah menyalurkan dana sebesar Rp7 miliar pada tahun 2014, dan meningkat menjadi Rp10,35 miliar pda tahun 2015.
“Tahun 2016 ini, Semen Indonesia menganggarkan Rp35 miliar untuk program CSR di Rembang. Kami berharap program CSR ini dapat menyejahterakan warga Rembang,” katanya.
(gir/gen)