Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan terkoreksi pada perdagangan akhir pekan, Jumat (2/11), akibat aksi ambil untung (
profit taking) yang dilakukan pelaku pasar setelah menguat tiga hari berturut-turut.
Kepala First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi di tengah penguatan lanjutan harga minyak mentah. Ia merinci, indeks Dow Jones di Wall Street berhasil melanjutkan penguatannya sebesar 0,36 persen di 19.191,93, sedangkan indeks S&P dan Nasdaq masing-masing terkoreksi 0,36 persen dan 1,36 persen di 2.191,08 dan 5.251,11.
Menurut David, koreksi yang terjadi pada S&P dan Nasdaq akibat koreksi saham teknologi terutama saham Apple dan saham yang dikenal dengan ‘FANG Stocks’. Sementara, harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatannya sebesar 3,3 persen di US$51,06 per barel. Namun, pasar saham emerging market terkoreksi tadi malam, di mana indeks MSCI Emerging Market terkoreksi 0,5 persen di 858,41.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar Emerging Market kembali fokus pada rencana kenaikan bunga di AS yang memperburuk kinerja mata uangnya. Untuk tadi malam yield obligasi AS 10 yr melonjak 3,66 persen di 2,454 persen," ungkap David dalam risetnya, dikutip Jumat (2/12).
Sementara itu, IHSG kemarin ditutup ke level 5.198,755 atau menguat 49,845 poin (0,97 persen). Kenaikan IHSG kemarin, sambung David, melanjutkan penguatan untuk tiga sesi perdagangan berturut-turut pada perdagangan awal Desember kemarin
Menurutnya, penguatan IHSG terutama ditopang sentimen eksternal menyusul lonjakan harga minyak mentah dunia hingga mendekati level US$50 per barel pada perdagangan kemarin setelah OPEC menyepakati pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari dari level produksi 33,6 juta barel per hari saat ini. Selain itu, sentimen pasar turut digerakkan dengan data aktivitas manufaktur China November 2016 yang kembali mengindikasikan pertumbuhan.
Namun demikian, IHSG berpeluang melemah pada perdagangan hari ini. Selain karena rawan adanya aksi ambil untung, prediksi pelemahan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya resiko pasar emerging market, sehingga dikhawatirkan arus dana yang keluar turut menekan mata uang dan mempengaruhi perdagangan hari ini.
"Saham sektor energi atau yang terkaitnya masih berpeluang menguat. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5150 dan resisten di 5210 rawan koreksi," papar David.
Sementara, Kepala Riset MNC Securities memprediksi IHSG bergerak stagnan sepanjang sesi 1 akibat aksi demo yang dilakukan di Monas mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Namun, jika aksi demo berjalan dengan damai maka diprediksi IHSG menguat pada sesi 2.
"Untuk hari ini, pelaku pasar dapat fokus
bargain hunting saham sektor komoditas kecuali emas," terang Edwin dalam risetnya.
Hari ini, ia memprediksi IHSG berada dalam support 5.152 dan resisten 5.237. Sementara, rupiah diprediksi bergerak dalam rentang harga Rp13.475 hingga Rp13.665.
(gir)