Pembentukan Perusahaan Switching Himbara Dipastikan Molor

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 20 Des 2016 10:20 WIB
Pembentukan perusahaan dengan nama PT Jalin Nusantara itu diprediksi bisa rampung pada Februari tahun 2017.
Pembentukan perusahaan dengan nama PT Jalin Nusantara itu diprediksi bisa rampung pada Februari tahun 2017. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan, pembentukan perusahaan prinsipal (switching company) pengalihan dan penghubung Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang digagas Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) tak akan selesai di akhir tahun ini.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, keterlambatan ini disebabkan belum rampungnya sejumlah proses administrasi antara kementerian BUMN dan Himbara dengan Bank Indonesia (BI).

"Tadinya mau rampung Desember ini, tapi administrasi belum selesai. Administrasinya perlu dikoordinasikan dengan BI," ungkap Gatot, Senin (19/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gatot menjelaskan, sejumlah administrasi yang tengah dikoordinasikan dengan BI, yakni pembentukan perusahaan, fasilitas yang akan diberikan hingga penentuan besaran tarif transaksi melalui ATM perusahaan switching dengan perusahaan lain.

Sedangkan untuk tarif transaksi antar bank Himbara, Gatot memastikan, para nasabah akan dapat melakukan penarikan tunai tanpa biaya atau gratis di seluruh ATM perusahaan switching.

Selain itu, lanjut Gatot, koordinasi dengan BI juga dalam hal menentukan jajaran direksi baru untuk PT Jalin Nusantara, perusahaan switching yang disepakati Himbara.

"Iya itu termasuk direksi di PT baru, baik dari Telkom dan perbankan belum ada. Februari nanti selesai," imbuh Gatot.

Sementara itu, saat ini, ATM bank-bank BUMN yang terhimpun dalam Himbara telah berjumlah sebanyak 2.650 unit ATM dan ditargetkan akan bertambah hingga 10 ribu unit ATM di tahun 2017.

"Tahun depan 10 ribu unit, sistemnya sudah di tahun ini, tinggal (pergantian) casing ATM-nya saja," jelas Gatot.

Kemudian, untuk mesin EDC, Himbara telah menyebarkan sekitar 2.400 unit dari total target sebayak tiga ribu unit mesin EDC yang tersebar di tempat-tempat umum sekitar Pulau Jawa.

Sebagai informasi, bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara, yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN berencana membentuk perusahaan switching untuk memangkas tarif pengalihan dan penghubung transaksi ATM antar bank BUMN.

Himbara menggagas semacam perusahaan berlogo Visa, yang selama ini digunakan untuk mengalihkan dan menghubungkan transaksi ATM antar bank. Namun sayangnya, tarif transaksi yang dikeluarkan nasabah menjadi lebih tinggi.

Oleh karena itu, Himbara berupaya membentuk perusahaan switching sendiri untuk memangkas tarif pengalihan dan penghubung transaksi ATM antar bank tersebut.

Untuk diketahui, saat ini, transaksi ATM antar bank BUMN sebesar Rp2.500 per transaksi. Sementara dengan perusahaan switching diharapkan tarif ini dapat dipangkas. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER