Belum Ada Pembeli, Asese Pengembangan Blok Gas Kasuri Ditunda

CNN Indonesia
Selasa, 27 Des 2016 10:45 WIB
SKK Migas menunda persetujuan Plan of Development (PoD) Blok Kasuri karena Genting Oil belum bisa menunjukkan calon pembeli sampai akhir tahun ini.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Yunus menyebut penundaan persetujuan Plan of Development (PoD) Blok Kasuri karena Genting Oil belum bisa menunjukkan calon pembeli sampai akhir tahun ini. (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) blok Kasuri yang dioperatori Genting Oil Pte Ltd dipastikan mundur tahun depan. Padahal, persetujuan PoD Wilayah Kerja (WK) migas di Papua Barat itu seharusnya bisa ditandatangani pada akhir tahun ini.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Yunus menyebut, mundurnya jadwal PoD blok Kasuri terhambat masalah komersialisasi gas yang akan diproduksi. Pasalnya, sampai hari ini belum ada kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang dibuat Genting Oil dengan calon pembeli.

Taslim menjelaskan jika tidak bisa menunjukkan daftar calon pembeli gas, maka pemerintah belum bisa menyetujui PoD blok Kasuri karena nilai keekonomian proyeknya belum jelas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rencananya PoD akan diteken Januari tahun depan. Sekarang, commercial facility-nya sudah hampir selesai. Tinggal komersialisasinya dengan siapa, paling tidak sudah ada Head of Agreement (HoA)," jelas Taslim, dikutip Selasa (27/12).

Pada awalnya, SKK Migas memberikan opsi bagi Genting Oil untuk memasok sementara calon pabrik PT Pupuk Indonesia (Persero) di Teluk Bintuni sebelum gas dari Tangguh Train 3 yang dikelola BP Berau Ltd memasok pabrik tersebut.

Pasalnya, proyek Kasuri diperkirakan onstream 2019, sementara Tangguh Train 3 baru akan onstream mulai 2020. Namun ternyata, Pupuk Indonesia mengundurkan jadwal operasi pabriknya menjadi 2022, sehingga opsi swap itu urung dilakukan.

"Tangguh itu punya kewajiban dua tahun memasok ke pabrik pupuk setelah Tangguh Train 3 berproduksi. Namun, Pupuk Indonesia saja paling cepat 2022 (beroperasinya)," tambahnya.

Selain itu, Taslim menyebut bahwa masalah harga gas juga menjadi penghambat komersialisasi gas Blok Kasuri. Padahal, calon investor Teluk Bintuni seperti LG Chemical dan Ferrostaal GmbH sangat tertarik dengan gas Genting Oil.

Ia mengatakan, harga gas keekonomian dari blok Kasuri mencapai US$6 per MMBTU. Sementara, kedua perusahaan itu membutuhkan gas lebih murah dari harga yang ditawarkan.

Sehingga untuk mencapai keekonomian proyek, SKK Migas menawarkan opsi lain, yaitu dengan penyewaan fasilitas gas alam cair terapung (Floating Liquefied Natural Gas) di dekat pantai Papua Barat. Menurutnya, Genting Oil tidak mempermasalahkan komersialisasi gas, asalkan gas bisa dimonetisasi dan PoD bisa diteken segera mungkin.

"Genting Oil sih bilang terserah mau masuk petrokimia atau FLNG, yang penting komersialisasi jalan. Jadi lebih welcome, yang penting duitnya oke," terang Taslim.

Sebagai informasi, produksi blok Kasuri diprediksi bisa mencapai 285 MMSCFD dan bisa onstream di tahun 2019. Perusahaan asal Malaysia tersebut sebelumnya telah melakukan kegiatan eksplorasi pengeboran di 10 sumur di Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER