Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mengalokasikan belanja modal (
capital expenditure/capex) pada 2017 sebesar Rp120 triliun. Angka tersebut setara dengan kenaikan hingga 50 persen dari realisasi belanja modal saat ini Rp80 triliun.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, belanja modal tersebut akan digunakan untuk menggarap pembangkit listrik, dan pembangunan fasilitas distribusi dan transmisi listrik.
"Terbesar untuk distribusi dan transmisi, distribusi yang kecil-kecil, transmisi yang besar-besar," ungkap Sofyan, Jumat (23/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana alokasi penggunaan belanja modal ini telah dibahas manajemen dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sore ini.
Mantan Bos PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyebut, pembahasan yang masuk dalam Rapat Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 ini hanya tinggal menunggu tanda tangan Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Sudah disahkan tadi, tinggal tanda tangan saja dari Bu Menteri," terang dia.
Sementara, PLN menargetkan adanya pertumbuhan pendapatan hingga 9 persen pada tahun depan dari pencapaian tahun ini. Namun, ia enggan menjelaskan lebih rinci terkait target prognosa perusahaan hingga akhir tahun.
"Nanti setelah tanda tangan Bu Menteri ya baru bisa disebut," imbuhnya.
Laba BersihSecara terpisah, Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati menuturkan, proyeksi pertumbuhan laba bersih hingga akhir tahun ini disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Karena pertumbuhan penjualan listrik sesuai dengan pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Adapun, rasio elektrifikasi telah mencapai 88,9 hingga kemarin. Dengan begitu, Sofyan pun optimis target elektrifikasi tahun depan dapat terwujud.
"Elektrifikasi bagus sejauh ini, sampai kemarin bagus, sudah 88,9 persen," katanya.
Sekadar informasi, hingga semester I 2016, laba bersih PLN tercatat sebesar Rp7,9 triliun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih Rp10,5 triliun.
Perolehan tersebut didorong oleh penjualan listrik PLN yang naik menjadi Rp104,7 triliun dibanding sebelumnya Rp101,5 triliun.
(gen)