Bogor, CNN Indonesia -- Demi mengantisipasi kondisi darurat selama libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) menyiapkan posko monitoring sebagai bentuk pelayanan navigasi.
Direktur Operasi Wisnu Darjono mengatakan, manajemen menunjuk delapan cabang operasional yang dijadikan lokasi posko monitoring selama 24 jam. Yakni, Surabaya, Denpasar, Halim, Jakarta, Manado, Makassar, Medan, dan Batam.
"Kami memantau di 35 cabang, yang beroperasi 24 jam ada delapan. Tetapi, kalau ada permintaan kami layani sampai seperlunya," ujar Wisnu, Kamis (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa maskapai penerbangan yang mengalami keterlambatan dan butuh waktu lebih panjang untuk dilayani dalam hal navigasinya dapat dilayani AirNav. Namun, tentu hal tersebut juga dilakukan bersama-sama dengan pengelola bandara.
“
Nah, bandaranya juga harus mau. Kami melayani navigasi. Seringkali yang jadi pertimbangan juga, misal penumpangnya mau ke mana, lalu kalau tidak dilayani penumpangnya mau menginap di mana," katanya.
Posko monitoring ini merupakan hasil kerja sama AirNav dengan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Otoritas Bandara, PT Angkasa Pura I (AP I), PT Angkasa Pura II (AP II), Unit Pengelola Bandara Ditjenhubud, Indonesia Airport Slot Management (IASM), airlines, BMKG, dan Basarnas.
"Tugas utama dari posko ini adalah pelayanan navigasi penerbangan pada libur Natal dan Tahun Baru lancar dengan melakukan koordinasi internal dan eksternal tentunya,” imbuh Wisnu.
Sekadar informasi, Bandara Soekarno Hatta tercatat menjadi bandara dengan
traffic movement (kepadatan pergerakan pesawat) terbesar dibandingkan dengan bandara lainnya di Indonesia sepanjang 2016. Jumlah movement pesawat di Bandara Soekarno Hatta per bulannya rata-rata dapat mencapai 29.633 movement.
Selain itu, per harinya ada 72 pesawat atau sekitar 1.040 movement per hari. Namun, jumlah tersebut hanya pergerakan lepas landas atau
take off dan mendarat (
landing), belum termasuk pesawat yang hanya melintas di
runway bandara tersebut.
"Itu belum termasuk
overflying dan lalu lalang loh ya. Bandara Soekarno Hatta memang terpadat bahkan se-Asean," terangnya.
Adapun, jika hanya diukur berdasarkan gerakan take off dan landing, dibandingkan dengan negara lainnya, jumlah di Bandara di Kuala Lumpur di Malaysia hanya sekitar 971 movement per hari, Bandara Changi di Singapore 948 movement per hari, dan Bandara Suvarnabhumi di Bangkok 868 movement.
(bir)