Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan atau AirNav Indonesia menggelontorkan dana Rp14,59 Miliar untuk meningkatkan kualitas navigasi di Bandara Internasional Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.
Suharsono, Pelaksana Harian General Manager AirNav Cabang Medan menjelaskan, alokasi modal Rp14,59 miliar tersebut akan digunakan untuk menambah beberapa fasilitas. Salah satunya untuk penambahan peralatan
Air Traffic Services (ATS) yang ditaksir sebesar Rp5 miliar.
Menurutnya, penambahan peralatan ATS tersebut sejalan dengan pemindahan Terminal Area (TMA) Medan dari Bandara Polania ke Bandara Kualanamu, meliputi sistem dan peralatan kendali.
“Prosesnya saat ini sudah memasuki tahapan kontrak. Sementara sumber daya manusia yang akan mengoperasikan sistem baru ini sedang menjalani FAT (
factory training) atau diklat pengenalan alat. Diharapkan tanggal 16 Agustusmendatang sudah siap beroperasi,” kata Suharsono, Kamis (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjutnya, AirNav Indonesia juga menginvestasikan Rp2,6 miliar untuk pengadaan dan pemasangan
Very High Frequency Aerodrome Control (VHF ADC)
Secondary Frequency serta VHF Ground Control Secondary Frequency. Kedua peralatan tersebut merupakan prasarana penunjang keamanan dan keselamatan penerbangan dalam proses pemanduan lalu lintas pesawat baik di udara maupun di darat.
”Kami juga ada program pengadaan dan pemasangan sistem proteksi terintegrasi untuk melindungi distribusi jaringan listrik dan peralatan-peralatan navigasi yang kami miliki dari tegangan lebih, harmonik, serta petir. Nilai investasinya mencapai Rp2 miliar,” paparnya.
Suharsono mengatakan, Perusahaan Umum (Perum) yang baru terbentuk pada tahun 2013 ini juga akan memasang CCTV dan sistem keamanan untuk pengamanan fasilitas di shelter Instrument Landing System (ILS) untuk memantau kondisi di area pendaratan pesawat. Program ini menghabiskan dana sebesar Rp1,5 miliar.
Perangkat lain yang juga dipasang adalah
Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 15 kVa pada lokasi
Very High Frequency Extended Range (VHF-ER) di wilayah Sidikalang, Sibiru-biru dan Pancur Batu untuk mengantisipasi gangguan ketika terjadi pemindahan distribusi aliran listrik dari PLN ke genset. Pemasangan tersebut menghabiskan dana sebesar Rp893 juta.
“VHF-ER sendiri merupakan perangkat yang dipasang untuk memperkuat jangkauan komunikasi dari pengawas ke pesawat transmitter,” terangnya.
Sisanya, Suharsono menuturkan, AirNav akan membeli lima set
electrical toolkit senilai Rp100 juta, pengadaan dan pemasangan dua unit genset 20 kVa untuk lokasi VHF-ER Sibiru biru di Medan senilai Rp650 juta, pengadaan dan pemasangan AC Split 2PK sebanyak 15 unit senilai Rp160 juta, pengadaan headset monaural senilai Rp570 juta, pengadaan mobile genset 200kVa senilai Rp920 juta, dan pengadaan VHF Tranceiver Portable untuk APP dan TMA (Terminal) sebesar Rp200 juta.
(ags)