Jakarta, CNN Indonesia -- Industri perbankan nasional optimis perekonomian tahun depan lebih baik dibandingkan pencapaian tahun ini. Optimisme ini juga mendorong perbankan untuk mematok target pertumbuhan bisnis lebih tinggi dari awal tahun ini.
"Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2017 yang telah disampaikan, bank optimis pertumbuhan ekonomi tahun depan akan lebih baik dari tahun ini karena dukungan keberhasilan program amnesti pajak (tax amnesty) untuk pembiayaan infrastruktur, pemulihan harga komoditas dan perbaikan ekonomi global," ujar Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, Jumat (30/12).
Muliaman merinci, secara tahunan, total aset, kredit, dan DPK industri perbankan tahun depan diproyeksikan tumbuh masing-masing sebesar 11,28 persen menjadi Rp7.352 triliun, 13,25 persen menjadi Rp4.995 triliun, dan 11,94 persen menjadi Rp5.304 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyeksi tersebut lebih tinggi dari proyeksi tahun ini, di mana total aset, kredit, dan DPK industri perbankan masing-masing hanya meningkat sebesar 7,73 persen, 7,78 persen, dan 7,36 persen.
Adapun, dari sisi likuiditas, RBB tahun depan diperkirakan relatif tinggi. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) 2017 diperkirakan mencapai 94,18 persen atau lebih tinggi dari tahun ini, 93,09 persen.
"Tahun ini, likuiditas agak longgar karena ada dana repatriasi dan sebagainya," katanya.
Di sisi lain, perbaikan kualitas kredit akan terjadi tahun depan. Hal itu ditandai dengan turunnya rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) dari 3,04 persen pada akhir tahun ini menjadi 2,76 persen (gross).
Secara nett, NPL tahun depan diperkirakan turun dari 1,32 persen menjadi 1,28 persen.
(bir/gen)