Pembangunan di Daerah Menggeliat, Kredit Investasi Melesat

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 30 Des 2016 14:45 WIB
Pertumbuhan kredit investasi sebesar 11,75 persen secara tahunan menjadi Rp1.109 triliun hingga November 2016.
Pertumbuhan kredit investasi sebesar 11,75 persen secara tahunan menjadi Rp1.109 triliun hingga November 2016. (ANTARA FOTO/Reno Esnir).
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membukukan pertumbuhan kredit investasi sebesar 11,75 persen secara tahunan menjadi Rp1.109 triliun hingga November 2016. Pertumbuhan ini tertinggi dibandingkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi.

Kredit modal kerja tercatat tumbuh hanya 7,34 persen, sedangkan kredit konsumsi naik 7,39 persen. Namun demikian, dari sisi nilai, kredit modal kerja dan kredit investasi masih mendominasi dengan jumlah kredit mengalir masing-masing Rp1.990 triliun, dan Rp1.186 triliun.

"Jadi, kredit investasi justru tumbuh paling tinggi," ujar Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, Jumat (30/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muliaman mengungkapkan, pertumbuhan kredit investasi ditopang oleh menggeliatnya pembangunan di daerah.

"Kita lihat di beberapa daerah, apakah pembangunan itu untuk keperluan pembangunan proyek-proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lain sebagainya tetapi mulai cukup baik," katanya.

Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, laju pertumbuhan kredit investasi juga positif. Tercatat, kredit investasi pada November 2015 mencapai Rp992,208 triliun atau hanya tumbuh 9,86 persen dibanding November 2014.

Secara umum, kredit perbankan per November 2016 tumbuh 8,46 persen menjadi Rp4.285 triliun atau melambat dari pencapaian periode sama tahun lalu, yaitu Rp9,8 triliun.

Adapun, kredit rupiah mendominasi pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan 9,41 persen di angka Rp3.643 triliun. Sementara, kredit valas cuma tumbuh 3,35 persen menjadi Rp642 triliun.

Dari sisi sektor usaha, tiga sektor yang pertumbuhan kreditnya tinggi adalah sektor listrik sebesar 40,17 persen menjadi Rp133 triliun, sektor konstruksi 21,41 persen menjadi Rp210 triliun, sektor pertanian sebesar 16,67 persen menjadi Rp279 triliun.

Sementara, pertumbuhan kredit ke sektor pertambangan minus 3,44 persen menjadi Rp128 triliun. Hal sama juga terjadi pada kredit ke sektor transportasi yang hanya tersalurkan Rp165 triliun atau minus 4,4 persen. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER