Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana penggabungan sistem uang elektronik (e-
money) oleh empat bank besar diyakini mampu menekan biaya investasi yang setiap tahun dikeluarkan.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Ahmad Baiquni mengatakan, perseroan sangat menyambut baik implementasi penyatuan
platform uang elektronik. Pasalnya kerja sama tersebut bisa membantu BNI dalam mengurangi beban investasi untuk membangun infrastruktur bisnis kartu
Tapcash.
"Tentunya dengan ini infrastruktur sudah satu dan di
share semua, jadi tidak perlu lagi investasi baru. Kalau dulu kan masing-masing punya infrastruktur sendiri, itu kan
costly. Sekarang kan cukup dengan satu infrastruktur," ujar Baiquni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski enggan menyebutkan angka investasinya, Baiquni mengatakan biaya yang dikeluarkan perseroan untuk menyediakan mesin pembaca transaksi
Tapcash di setiap daerah di Indonesia cukup besar. Sementara jumlah penghimpunan dana yang didapat dari masing-masing uang elektronik yang diterbitkan masih terbilang rendah.
"Sementara di sisi lain, untuk membuat sukses uang elektronik diperlukan investasi infrastruktur yang luas. Di tambah dengan promosi yang memperberat investasi bagi
provider," ujarnya.
Dengan sistem
sharing infrastruktur tersebut, Baiquni berharap mampu mendongkrak penggunaan uang elektronik di Indonesia. Terlebih kini Bank Sentral telah memutuskan untuk menaikkan saldo maksimum uang elektronik teregistrasi menjadi Rp10 juta dari semula Rp5 juta pada tahun lalu.
"Bisnis
Tapcash baru relatif sedikit sekitar 1 juta lembar, dengan ini bisa semakin luas penggunaan
Tapcash. Penggunanya bisa semakin banyak sehingga kita bisa membuka akses lebih luas," ujarnya.
Direktur Digital Banking and Technology PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans mengungkapkan, dirinya menyambut baik penerapan EDC, debit, dan uang elektronik interkoneksi tersebut. Hal itu diyakininya akan memudahkan nasabah dan menambah literasi masyarakat mengenai pembayaran nontunai.
Sebab saat ini, pemakaian kartu debit dan uang elektronik masih timpang. Sejauh ini, kartu debit masih mendominasi. Padahal, untuk menggunakan uang elektronik, tidak perlu harus menjadi nasabah terlebih dulu.
“Mayoritas uang elektronik masih dipakai pada sarana transportasi. Ritel seperti di supermarket atau minimarket masih kurang. Kami sedang proses supaya NPG dapat teraplikasi dengan baik,” ungkapnya.
(gen)