Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan dalam perdagangan Kamis (26/1), karena pelaku pasar mulai mencermati laporan keuangan emiten, ditambah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, tadi malam bursa saham global bergerak menguat. Indeks Dow Jones di Wall Street untuk pertama kalinya ditutup di atas level 20.000 yakni di 20.068,51 atau menguat 0,8 persen. Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 0,8 persen dan 1 persen di 2.298,37 dan 5.656,34.
“Saham sektor teknologi dan finansial menjadi penopang penguatan indeks. Penguatan Wall Street tadi malam turut ditopang sentimen rilis laba 2016 sejumlah emiten seperti Boeing, Goldman Sachs, dan IBM,” katanya dalam riset, Kamis (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, lanjutnya, harga komoditas tadi malam cenderung koreksi seperti harga minyak mentah turun 0,6 persen di US$52,87 per barel dan harga nikel di London turun 0,8 persen di US$9.737 per metrik ton.
Dari dalam negeri, David menilai penguatan IHSG kemarin tertahan setelah menguat 18 poin, dan akhirnya naik tipis 1,694 poin (0,03 persen) di 5.293,782. Perdagangan relatif lebih ramai terutama di saham-saham lapis dua dan tiga seperti saham-saham Grup Bakrie.
Nilai transaksi di pasar reguler kemarin meningkat mencapai Rp5,97 triliun terutama didominasi pemodal lokal. Sedangkan arus dana asing masih terlihat keluar ditandai dengan penjualan bersih asing di pasar reguler mencapai Rp237 miliar.
“Penguatan IHSG kemarin sejalan dengan penguatan yang umumnya terjadi di pasar kawasan Asia dan global malam sebelumnya. Sentimen pasar secara keseluruhan masih terfokus pada kebijakan ekonomi yang diambil Trump yang akan memotong tarif pajak dan regulasi investasi,” jelasnya.
David menilai pelaku pasar optimistis kebijakan ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut yang kemudian mendorong penguatan dolar AS. Bagi Indonesia, ekspektasi penguatan dolar AS dan kenaikan suku bunga Negeri Paman Sam tahun ini akan membatasi Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya.
“Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya dalam rentang konsolidasi. Fokus pasar mulai tertuju pada pencapaian laba 2016 sejumlah emiten yang bakal rilis dalam waktu dekat,” jelas David.
Ia menambahkan, pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan berpeluang menguat terbatas ikut merendahkan sementara kekhawatiran penguatan dolar AS.
“Namun pergerakan saham berbasiskan komoditas akan rawan koreksi menyusul pelemahan harga komoditas tambang tadi malam. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di 5.270 dan resisten di 5.310 cenderung menguat,” katanya.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG mulai menunjukkan potensi menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik, dan support terjaga cukup kuat dengan potensi resisten level akan ditembus.
“Sehingga jika pergerakan mampu bertahan diatas level resisten, maka tentunya semakin memperkuat pola kenaikan IHSG dalam jangka pendek. Saat ini pola kenaikan ditunjang oleh capital inflow yang mulai terlihat terjadi. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” katanya.
(gir)