Adaro Jual 54 Juta Ton Batu Bara Sepanjang 2016

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2017 11:17 WIB
Angka penjualan PT Adaro Energy Tbk pada 2016 tersebut meningkat tipis 1,84 persen dibanding produksi tahun sebelumnya sebesar 53,11 juta ton.
Angka penjualan PT Adaro Energy Tbk pada 2016 tersebut meningkat tipis 1,84 persen dibanding produksi tahun sebelumnya sebesar 53,11 juta ton. (www.adaro.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan batu bara sebesar 54,09 juta ton sepanjang tahun 2016. Angka ini meningkat tipis 1,84 persen dibanding produksi tahun sebelumnya sebesar 53,11 juta ton.

Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division Adaro Energy Mahardika Putranto mengatakan, sentimen peningkatan penjualan didorong oleh pembatasan produksi batu bara China, sehingga memaksa negara tirai bambu itu mengimpor batu bara. Indonesia dan Australia digadang sebagai eksportir utama batu bara ke China sepanjang tahun 2016 yang nilainya diperkirakan 256 juta ton.

Maka dari itu, tak heran jika 14 persen dari total penjualan, atau sekitar 7,57 juta ton batubara, diekspor perusahaan ke China. "Adaro percaya bahwa fundamental pasar batubara berangsur meningkat, yang dipicu reformasi sisi suplai China," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, (1/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain China, pasar ekspor terbesar Adaro disusul oleh India dengan besaran ekspor yang sama-sama mencapai 14 persen. Namun, perusahaan mengatakan, impor batu bara ke India melemah seiring menurunnya pertumbuhan permintaan dari pembangkit listrik. Pasalnya, produksi batu bara India ternyata mampu mencatat pertumbuhan 2,8 persen secara tahunan (year-on-year).

Di samping pasar ekspor, penjualan batu bara ke dalam negeri juga ikut meningkat, di mana pertumbuhan kebutuhan bagi pembangkit listrik menjadi pemicu utamanya. Perusahaan mengatakan, pertumbuhan permintaan batu bara domestik secara total meningkat 11 persen secara year-on-year.

Menurut data perusahaan, penjualan domestik mengambil porsi 25 persen, atau sekitar 13,52 juta ton dari keseluruhan penjualan Adaro.

"Permintaan batubara Indonesia pada tahun 2016 naik 11 persen year-on-year akibat mulai beroperasinya beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), termasuk pembangkit listrik captive, sementara produksi batubara relatif tetap stabil," jelas Mahardika.

Secara lebih rinci, sebagian besar penjualan disumbang dari PT Adaro Indonesia yang mencapai 52,85 juta ton, atau 97,71 persen dari seluruh total penjualan. Sementara itu, sisanya disumbang dari anak perusahaan lainnya, yaitu PT Semesta Centramas dan PT Laskar Semesta Alam.

Tak berbeda jauh dengan penjualan, produksi batu bara Adaro juga meningkat tipis 2,29 persen sepanjang tahun 2016, di mana perusahaan membukukan produksi batu bara dari 51,46 juta ton ke angka 52,64 juta ton.

Tantangan utama yang dihadapi selama berproduksi di tahun 2016 adalah hujan deras yang mengguyur Indonesia di kuartal terakhir. Perusahaan mencatat, terdapat volume curah hujan dan jumlah hari hujan yang tinggi pada bulan Oktober silam.

Hasilnya, produksi batu bara di kuartal IV menyentuh angka 13,31 juta ton, atau menurun 1,2 persen dibanding kuartal sebelumnya sebesar 13,47 juta ton. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER