Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) berencana mengembangkan teknologi layanan customer atau call center yang selama ini menggunakan tenaga manusia menjadi tenaga robot.
Kepala Divisi Layanan dan Contact Center BRI Joice Farida Rosandi mengataka, hal itu telah direncanakan oleh perseroan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi bank pelat merah tersebut.
Joice mengatakan, kedepannya BRI akan mengoptimalkan teknologi digital dalam setiap pelayanannya. Apalagi kini perseroan telah memiliki satelit pribadi yang akan siap digunakan pada tahun 2018 mendatang. Nanti arahnya, BRI akan memanfaatkan Chatbot, untuk pelayanan yang paling banyak dilaporkan atau dikeluhkan oleh nasabah, seperti pemblokiran kartu saat kartu hilang, hingga perubahan PIN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi itu sudah ada, tinggal kapan teknologi itu diterapkan, bisa kapan saja," ujar Joice, Kamis (2/2).
Chatbot merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasikan percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia baik secara audio maupun teks. Dengan sistem ini nantinya diharapkan pelayanan dalam menampung keluhan nasabah bisa teratasi dengan cepat dan praktis.
"Kami punya data apa yang paling banyak jadi keluhan customer, oh ternyata yang paling banyak adalah layanan blokir kartu, blokir rekening dan minta re-issue PIN. Nah tiga besar itu nantinya layanannya akan kita pindahkan ke Bot, jadi tenaga kita akan kita pakai buat optimalisasi pelyanan lain lagi," ujarnya.
Menurutnya dengan menggunakan Chatbot, BRI bisa menekan biaya operasional BRI cukup drastis. Di samping itu, privasi nasabah juga akan lebih terjaga karena tidak terhubung dengan manusia lagi.
"Jelas akan jauh lebih murah, karena cukup investasi di teknologi saja, dan pastinya teknologi akan berkembang seiring kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Kendati menggunakan tenaga robot, Joice mengatakan perseroan tidak akan semena-mena merumahkan tenaga call center yang saat ini jumlahnya mencapai 351 orang. Menurutnya, pegawai yang selama ini bertugas di call center akan dipindahkan ke divisi yang masih membutuhkan tenaga manusia dan tidak bisa digantikan oleh robot.
"Nanti kan dipindahkan ke agen kredit misalnya, kan untuk menawarkan kredit ke nasabah tidak bisa menggunakan tenaga robot, harus menggunakan pelayanan manusia," ujarnya.