Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan awal pekan ini, ditopang sejumlah sentimen terkait rendahnya risiko arus dana keluar (
capital outflow) dan kondusifnya pasar saham global.
Kepala Riset PT First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa Wall Street AS akhir pekan lalu bergerak bullish. Indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 0,94 persen dan 0,73 persen di 20.071,46 dan 2.297,42.
"Pasar merespon positif data tenaga kerja AS yang keluar akhir pekan lalu. Angka kesempatan kerja Januari 2017 di AS bertambah 227 ribu di atas perkiraan 170 ribu dan bulan sebelumnya 157 ribu," ujarnya dalam riset, Senin (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, tingkat pengangguran di AS Januari 2017 mencapai 4,8 persen. Sementara, rencana Presiden Trump yang akan meninjau ulang regulasi sektor keuangan telah mendorong penguatan saham keuangan di Wall Street akhir pekan lalu.
Dari dalam negeri, penguatan IHSG akhir pekan lalu mulai tertahan menyusul aksi ambil untung terbatas pelaku pasar. IHSG ditutup di level 5.360,767 atau menguat 7,054 poin (0,13 persen).
"Aksi beli terutama melanda saham sektor properti dan perbankan dan aneka industri. Sedangkan aksi ambil untung melanda saham pertambangan dan perkebunan," jelas David.
Ia menilai harga komoditas logam dan minyak sawit mentah (CPO) yang terkoreksi setelah penguatan beberapa sesi perdagangan sebelumnya menjadi pemicu aksi ambil untung di saham tambang logam dan perkebunan.
"Hal ini terutama dipicu data pabrikan China yang tumbuh melambat, seperti tercermin di Indeks Caixin Manufacturing PMI China Januari lalu turun ke 51,0 di bawah perkiraan 51,8 dan bulan sebelumnya 51,9," katanya.
Selama sepekan IHSG berhasil menguat 0,90 persen melanjutkan pekan sebelumnya 1,1 persen. Harga komoditas logam dan perkebunan yang cenderung menguat, sejumlah isu individual emiten terutama rilis laba 2016 dan masuknya kembali dana asing ke pasar menjadi katalis penguatan IHSG sepekan terakhir.
"Sepekan kemarin pembelian bersih asing mencapai Rp714,54 miliar melanjutkan pembelian bersih asing pekan sebelumnya Rp731,88 miliar," ujarnya.
David menilai, pada perdagangan awal pekan ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang terbatas. Rendahnya risiko capital outflow dan kondusifnya pasar saham global akhir pekan lalu menjadi katalis positif di pasar.
"Namun, terbatasnya ruang pelonggaran moneter lanjutan oleh Bank Indonesia (BI) akan membatasi ruang penguatan. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.330 dan resisten di 5.380 berpeluang menguat," katanya.
William Surya Wijaya, analis Indosurya Securities mengatakan rentang gerak IHSG akan diwarnai oleh rilis data perekonomian yang disinyalir akan menunjukkan pertumbuhan yang bagus.
"Tentunya diharapkan dapat mendorong pergerakan IHSG. Namun perlu diingat bahwa potensi tekanan terhadap IHSG untuk menguji support masih terlihat terbuka, walaupun akan bersifat temporary," katanya.
(gir)