IHSG Berpeluang Menguat Terbatas Ditopang Kinerja Emiten

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2017 08:48 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas terutama digerakkan dengan sejumlah isu individual positif emiten.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas terutama digerakkan dengan sejumlah isu individual positif emiten. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas pada perdagangan Rabu (1/2) karena sejumlah isu emiten. Sementara saham sektor komoditas berpeluang menanjak karena kenaikan harga logam.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, Wall Street tadi malam ditutup bervariasi. Indeks Dow Jones koreksi 0,54 persen di 19.864,09 terutama dipicu anjloknya saham Goldman Sachs. Indeks S&P koreksi 0,09 persen di 2.278,87. Indeks Nasdaq menguat tipis 0,02 persen di 5.614,78.

Ia menambahkan, harga minyak mentah tadi malam di AS menguat 0,4 persen di US$52,84 per barel. Harga emas juga menguat 1,3 persen di US$1.208,60 per ounce menyusul meningkatnya resiko pasar. Harga emas sepanjang Januari 2017 menguat 5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pergerakan Wall Street tadi malam masih dibayangi antisipasi atas kebijakan Trump yang kontroversial yang sulit dipastikan ke depan. Pasar juga digerakkan dengan sejumlah rilis laba 2016 sejumlah emiten sektoral," jelasnya dalam riset, Rabu (1/2).

Saat ini, lanjutnya, pasar juga tengah menanti hasil pertemuan The Fed yang akan keluar Rabu ini untuk mendapatkan gambaran kebijakan moneter The Fed dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri, David menilai perdagangan saham akhir Januari kemarin masih didominasi kekhawatiran meningkatnya resiko pasar saham global dan kawasan terutama merespon kebijakan imigrasi Trump yang menimbulkan reaksi negatif di banyak kawasan dunia.

IHSG, lanjutnya, setelah bergerak dalam rentang terbatas akhirnya tutup koreksi 8,559 poin (0,2 persen) di 5294,103. Koreksi IHSG terutama dipicu koreksi saham perbankan dan konsumsi.

Sementara aksi beli selektif mewarnai sejumlah saham sektor tambang, dan infrastruktur terutama dipicu antisipasi atas rilis kinerja 2016. Koreksi IHSG kemarin sejalan dengan koreksi yang umumnya terjadi di pasar saham Asia.

"Sepanjang Januari 2017, IHSG bergerak flat atau hanya koreksi tipis 0,05 persen setelah Desember lalu menguat hampir 3 persen," jelas David. 

Melanjutkan perdagangan hari ini, ia mneilai, di tengah masih berisikonya pasar saham global dan kawasan, IHSG diperkirakan kembali bergerak variatif dalam rentang konsolidasi.

Ia menilai, saham sektor berbasis komoditas berpeluang melanjutkan rebound setelah harga logam tadi malam kembali menguat di London. Harga nikel tadi malam naik 2,55 persen di US$9.962,50 per metrik ton, menyusul melemahnya dolar AS.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.270 dan resisten di 5.330 berpeluang menguat terbatas terutama digerakkan dengan sejumlah isu individual positif emiten," jelasnya.

William Surya Wijaya, Analis Indosurya Securities mengatakan, awal bulan kedua 2017 tentunya diawali dengan rilis data perekonomian baru yang disinyalir masih akan terkendali dan dibarengi oleh rilis data perekonomian lain.

"Pertumbuhan ekonomi yang akan turut menopang pola gerak IHSG di awal bulan ini, fluktuasi harga komoditas serta laporan kinerja emiten secara tahunan juga akan turut mempengaruhi pola gerak IHSG. Hari ini IHSG berpotensi mengalami tekanan terbatas," ujarnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER