IHSG Diprediksi Melemah Terseret Bursa Global

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 08:17 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak variatif dengan kecenderungan koreksi karena meningkatnya risiko pasar saham global.
Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak variatif dengan kecenderungan koreksi karena meningkatnya risiko pasar saham global. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif dengan kecenderungan koreksi pada perdagangan Selasa (31/1), karena meningkatnya risiko pasar saham global.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa saham global tadi malam merespon negatif kebijakan imigrasi Trump. Indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 0,6 persen di 19.971,13 dan 2.280,90. Indeks Nasdaq koreksi 0,8 persen di 5613,71. Di zona Euro indeks saham Eurostoxx koreksi 1,2 persen di 3262,72.

Seiring meningkatnya risiko pasar, harga emas menguat 0,4 persen di US$1193,20 per t.oz. Sedangkan harga minyak mentah tadi malam di AS koreksi 0,9 persen di US$52,66 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebijakan imigrasi Trump yang melarang warga negara sejumlah negara masuk ke AS telah melahirkan ketidakpastian baru dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasar," ujarnya dalam riset, Selasa (31/1).

Sementara, dalam perdagangan kemarin IHSG bergerak variatif, dan sempat menguat di resisten 5330 namun masih tutup di teritori negatif koreksi 10,178 poin (0,2 persen) di 5.302,662.

"Koreksi IHSG terutama dipicu aksi jual atas sejumlah saham unggulan seperti saham Astra International Tbk (ASII) yang koreksi 2,5 persen di Rp7900. Sedangkan aksi beli spekulatif terutama melanda sejumlah saham Grup Bakrie yang bergerak di sektor energi dan beberapa saham emiten batubara," kata David.

Ia menambahkan, koreksi IHSG kemarin terutama disebabkan sentimen kawasan yang kurang kondusif menyusul meningkatnya resiko pasar setelah Trump memutuskan kebijakan imigrasi yang melarang warga dari tujuh negara muslim masuk ke AS.

"Kebijakan ini dikhawatirkan menimbulkan aksi balasan dan bisa memicu ketegangan geopolitik baru. Sedangkan dari domestik, sentimen pasar saat ini digerakkan dengan sejumlah rilis laba emiten 2016," jelasnya. 

David menjelaskan, menyusul meningkatnya risiko pasar saham global dan kawasan, IHSG pada perdagangan akhir bulan Januari ini akan rawan kembali bergerak di teritori negatif.

"Di luar sentimen eksternal, pasar akan digerakkan dengan sejumlah isu individual terutama terkait rilis laba 2016 dan antisipasi data inflasi Januari yang diperkirakan naik dibandingkan Desember 2016," jelasnya.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Januari 2017 mencapai 0,69 persen secara bulanan, naik dibandingkan Desember 2016 sebesar 0,42 persen secara bulanan.

"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi di kisaran 5.280 hingga 5.330 cenderung koreksi," kata David.

Sementara itu, analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, hari terakhir di bulan Januari merupakan saat dimana investor menanti rilis data perekonomian baru awal bulan Febuari.

"Salah satunya inflasi, jika rilis dapat menunjukkan tingkatan terkendali, maka potensi kenaikan lanjutan IHSG masih akan berada dalam kategori membesar. Sedangkan capital inflow yang mulai terus mengalir juga merupakan salah satu faktor penunjang proses penguatan IHSG," jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER