Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk (Persero) mencatat pertumbuhan kredit sepanjang 2016 sebesar 10,67 persen. Perolehan tersebut diatas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 7,87 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, ada tiga sektor utama yang menjadi fokus kredit korporat di Bank Mandiri. Tiga sektor tersebut adalah minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), infrastruktur, dan pertambangan.
Kartika menjelaskan, harga CPO yang membaik sejak awal 2016 berdampak positif pada perusahaan yang bergerak di sektor tersebut. Sehingga, kredit yang dikucurkan Bank Mandiri sepanjang 2016 untuk sektor tersebut dianggap cukup agresif yakni, 11 hingga 12 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, untuk infrastruktur itu ya pasti kan jalan tol, bandara, pelabuhan. Lalu kami juga aktif di sektor mineral, kami membiayai beberapa akuisisi tambang mineral," ungkap Kartika, Rabu (8/2).
Selain itu, Bank Mandiri juga aktif mengucurkan kredit mikro dan konsumer. Menurut pria yang kerap disapa Tiko, kredit mikro sepanjang tahun 2016 tumbuh sebesar 20 persen. Sementara, untuk konsumer sendiri, Kartika mengklaim pihaknya tumbuh dari sisi permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kendaraan.
"KPR melalui Bank Mandiri, kalau kendaraan melalui Tunas Finance," imbuh Tiko.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pergerakan harga batu bara yang kian membaik dan positif membuat pihaknya optimis perusahaan yang bergerak dalam sektor batu bara akan membaik. Sehingga, tak menutup kemungkinan jika Bank Mandiri akan mengucurkan kredit korporat untuk perusahaan batu bara.
"Iya dengan perbaikan harga batu bara, jadi perusahaan akan ikut membaik," jelasnya.
Asal tahu saja, harga batu bara sempat melaju hingga melebihi US$100 per ton pada akhir tahun lalu. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan harga batu bara acuan (HBA) pada Februari ini menjadi US$83,32 per ton.
Angka tersebut tercatat turun 3,37 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp86,23 per ton. Meski begitu, harga batu bara masih jauh diatas harga batu bara pada tahun awal tahun lalu yang sempat berada di kisaran US$50 per ton.
Adapun, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit hingga 13 persen pada tahun ini. Angka tersebut terbilang tak beda jauh dengan target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun ini sebesar 12 persen hingga 14 persen.
(gen)