Telah Rugi US$300 Juta, BUMI Hengkang dari Yaman

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 23 Feb 2017 14:28 WIB
Sejak meletusnya perang di Yaman, nasib investasi PT Bumi Resources Tbk melalui anak usahanya Gallo Oil (Jersey) Ltd tidak jelas.
Sejak meletusnya perang di Yaman, nasib investasi PT Bumi Resources Tbk melalui anak usahanya Gallo Oil (Jersey) Ltd tidak jelas. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) harus menelan kerugian besar hingga US$300 juta pada 2015 akibat gagalnya eksplorasi minyak di Yaman melalui anak usahanya Gallo Oil (Jersey) Ltd. Perusahaan pun memutuskan untuk hengkang meski belum ada kejelasan status pemerintahan.

Pada 2015 lalu perusahaan Grup Bakrie tersebut melakukan eksplorasi untuk Block R2 dan Block 13 di Yaman untuk mencari potensi hidrokarbon di blok migas tersebut.

Namun akibat adanya perang dan kudeta militer yang meletus, negara yang kaya dengan cadangan minyak itu terpaksa harus kehilangan pemerintahan. Keadaan tersebut memberikan ketidakpastian investasi bagi Bumi Resources dan anak usahanya itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gallo kami out (keluar), sudah kami batalkan dan ajukan ke pemerintahnya sekarang, tapi di sana sedang tidak ada pemerintahan, presidennya dikudeta. Dan kami sedang mencoba mencari siapa yang menggantikan peran pemerintah," ujar Ari Saptari Hudaya, Presdir PT Bumi Resources Tbk, Jakarta, Kamis (23/2).

Sejak 2016 kemarin, menurut Ari, Bumi Resources telah mengajukan surat pernyataan untuk berhenti eksplorasi ke Pemerintahan Yaman, namun hingga kini nasib permohonan undur diri tersebut masih menggantung.

"Kami minta untuk keluar itu belum diajukan karena kita bingung mau kasih ke siapa, dulu itu ada Ministry of Mine, sekarang itu hilang," ujarnya.

Sejak diakuisisi pada tahun 2000 lalu, Bumi Resources memiliki 100 persen kepemilikan langsung di Gallo. Namun, ladang migas tersebut belum juga mencapai skala produksi yang diharapkan sejak diakuisisi.

Sekadar informasi, Bumi Resources telah mendapatkan izin eksplorasi di lapangan minyak gas ini sejak 1997.

Guna mengeksplorasi Blok R2, Gallo telah mengajukan ke Kementerian Sumber Daya Minyak dan Mineral Republik Yaman untuk perpanjangan izin selama 12 bulan hingga 13 Februari 2015. Untuk Blok 13, Gallo telah mendapat perpanjangan dua tahun hingga 14 Mei 2016.

"Masuk ke sana kami mulai drilling itu 2002, terakhir kami menemukan cadangan cukup menarik, tapi ya terjadi perang. Kami temukan cadangan gas cukup besar, tapi ya bagaimana cara mengambilnya?" pungkas Ari. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER