Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyampaikan, dibutuhkan pengorbanan untuk mengejar investasi. Salah satunya adalah keluar dari zona nyaman. Jokowi pun meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengubah sistem kerjanya.
Dalam rapat koordinasi nasional, Lembong menyatakan, investasi dapat dikejar cepat melalui sistem kerja Koodinasi, Integrasi, dan Standardisasi (KIS).
"Kalau saya lebih mending SIK (sick.red). Karena kerja harus pahit, sakit. Ganti Pak Tom jadi SIK," ujar Jokowi di Badung, Bali, Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, bekerja di luar zona nyaman hasilnya benar-benar dapat dirasakan, terutama bagi generasi mendatang. Sistem kerja yang seperti itu nantinya membuat infrastruktur dan ekonomi Indonesia hidup.
"Mending kita sakit daripada rakyat sakit. Nanti baru bapak ibu semua punya kebanggan. Ini masalah rasa," tuturnya.
Ia menegaskan, investor bisa kabur dari Indonesia dengan sistem investasi yang sekarang dipertahankan, seperti lama mengambil keputusan dan terhalang regulasi. Belum lagi sistem di pemerintah pusat, BKPM dan pemerintah daerah yang berbeda-beda.
"Persaingan antarnegara, bukan lagi besar kalahkan kecil. Bukan yang kuat, kalahkan yang lemah Tapi yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang lambat kalah, ini yang perlu saya ingatkan," ucap Mantan Wali Kota Solo ini.
Keluar dari zona nyaman diakui sulit. Namun hal itu terbukti dapat dilakukan dengan penghapusan ratusan peraturan perundang-undangan yang menghambat investasi di berbagai sektor.
Termasuk, pengurangan masa bongkar muat peti kemas (dwelling time) di Pelabuhan. Dulu, dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok dan Belawan mencapai tujuh hari. Namun, usai sidak Jokowi, bongkar muat tak lebih dari tiga hari.
"Karena memang sulit mengubah etos dan budaya kerja. Tidak mudah, tapi nyatanya bisa," katanya.
(pmg)