Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rata-rata frekuensi transaksi harian hingga akhir Februari 2017 meningkat sebesar 65 persen atau menjadi sebanyak 387.500 kali, sejalan dengan bertambahnya jumlah saham margin.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, salah satu faktor yang mendukung peningkatan itu, yakni bertambahnya jumlah saham margin pada Februari 2017 menjadi sebanyak 185 saham kalau dibanding bulan sebelumnya hanya 61 saham margin.
"Akan tetapi, untuk transaksi dengan saham margin tolong investor berhati-hati, harus diperhatikan juga fundamentalnya," ujarnya, seperti dilansir Antara, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia optimistis, frekuensi transaksi akan meningkat lebih kencang ke depannya menyusul mulai beroperasinya PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) pada April mendatang.
PEI bakal memberikan pembiayaan margin kepada perusahaan efek (broker) yang telah menjadi anggota bursa (AB) dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) minimal sebesar Rp250 miliar.
Tito menjelaskan, terdapat 32 perusahaan sekuritas dengan status AB telah memiliki MKBD di atas Rp250 miliar. Sekitar 14 - 15 perusahaan efek juga tercatat memiliki MKBD diatas Rp150 miliar.
"Semua AB mencoba menaikkan MKBD-nya agar dapat melakukan transaksi margin," katanya.
Selain bertambahnya jumlah saham margin, sambung dia, transaksi saham di bursa saham domestik akan meningkat seiring dengan akan bertambahnya perusahaan tercatat atau emiten, baik swasta maupun anak usaha BUMN.
Direktur Perdagangan dan Pengawasan Anggota BBEI Alpino Kianjaya menambahkan, saat ini semua lapisan saham bergerak. Hal itu juga tidak lepas dari bertambahnya jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia.
"Pada Februari 2017, sempat mencatatkan rekor investor aktif harian tertinggi, yakni sebanyak 42.126 investor. Sebelumnya, investor aktif harian BEI hanya sekitar 20.000 investor," pungkasnya.