Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan manajemen PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II untuk menerbitkan obligasi global senilai total US$1,6 miliar atau setara Rp20,8 triliun mendapat sorotan Serikat Pekerja Jakarta International Container (SP JICT).
Nova Sofyan Hakim, Ketua SP JICT mempertanyakan langkah manajemen menerbitkan
global bond pada 23 April 2015 silam. Pasalnya, proyek-proyek yang rencananya bakal didanai dengan uang hasil penerbitan surat utang tersebut tidak semuanya berjalan.
Ketika merilis obligasi tersebut, mantan Direktur Keuangan Pelindo II Orias Petrus Moedak menyebut proyek-proyek yang akan didanai menggunakan uang
global bond antara lain Rp8 triliun untuk menyelesaikan proyek pelabuhan Kalibaru (New Priok). Selain itu Pelindo II juga akan mengembangkan Pelabuhan Sorong di Kijing, Kalimantan Barat; Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, dan beberapa proyek pelabuhan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“
Global bond Pelindo II tidak jelas. Aset penjaminan berupa proyek infrastruktur pelabuhan tidak jalan. Ini bisa jadi potensi masalah besar" kata Nova, Rabu (1/3).
Ia menuturkan, masalah yang kemungkinan besar timbul dari penerbitan obligasi tersebut adalah bunga sebesar Rp1 triliun per tahun yang harus dibayar Pelindo II.
"Saya heran, kenapa global bond Rp21 triliun ditarik semua sementara proyek tidak berjalan. Bunga Rp1 triliun per tahun tentu memberatkan Pelindo II," ucap Nova.
Padahal jika dana sebesar Rp1 triliun tersebut digunakan untuk merevitalisasi peralatan pelabuhan, maka langkah tersebut dinilainya mampu memangkas
dwelling time secara signifikan.
Nova menuturkan, beberapa pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, masih memiliki masalah tingkat produktivitas yang rendah sehingga mengakibatkan
dwelling time tinggi. Ia mencontohkan kualitas alat-alat di terminal 3 Tanjung Priok yang kurang memadai.
"Padahal di Priok itu harusnya bisa jadi seragam soal pelayanan. Semua sama dari sisi kualitas alat dan sistem," katanya.
Data di lapangan menunjukkan
dwelling time di Priok seperti JICT masih 3,5 hari sementara TPK Koja dan Terminal 3 diatas 4 hari.
Meski begitu, kritik keras yang ia lontarkan bukan berarti pesimistis kepada manajemen Pelindo II. Nova berharap agar masalah
global bond bisa diselesaikan segera karena dapat berdampak terhadap sustainabilitas usaha Pelindo II ke depan.
"Jangan sampai negara dapat
bad legacy atas kebijakan Pelindo II yang sembrono," katanya.