Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi tertekan pada perdagangan hari ini, Senin (6/3), akibat sikap pelaku pasar yang menunggu (
wait and see) kebijakan moneter yang dikeluarkan bank sentral di beberapa negara.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, IHSG juga akan bergantung pada data produk domestik bruto (PDB) di Eropa dan China. Tak hanya itu, IHSG juga diwarnai oleh data ekonomi dunia lainnya seperti neraca perdagangan di China.
"Data inflasi, neraca perdagangan dan komposisi pertumbuhan impor dan ekspor di China berpengaruh kuat hari ini,” ungkap Lanjar, dikutip Senin (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, sentimen dari dalam negeri berasal dari data cadangan devisa yang diprediksi naik menjadi US$117,2 miliar dari sebelumnya US$116,9 miliar. Lanjar menilai, pekan ini IHSG masih akan terkonsolidasi seperti pada pekan lalu dengan rentang
support 5.330 dan resisten 5.400.
Adapun, IHSG hanya menguat tipis 0,1 persen sepanjang pekan lalu ke level 5.391. Penguatan tersebut menurutnya dipengaruhi oleh penantian pelaku pasar atas pidato Presiden Donald Trump di kongres Amerika Serikat (AS) pada awal pekan lalu, kenaikan suku bunga The Fed, dan hasil survei indeks kinerja
purchasing managers index (PMI) di China.
"Di akhir pekan pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung (
profit taking) dengan ditandainya pelemahan mayoritas bursa di Asia ditengah spekulasi Janet Yellen yang siap untuk menimbang peningkatan suku bunga pada kebijakan moneternya," papar Lanjar.
Sementara analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada memprediksi IHSG rentan melanjutkan pelemahannya yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Reza menjelaskan, pemberitaan terkait laba yang diperoleh oleh 118 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meningkat sebesar 10,1 persen dan realisasi penerimaan bea dan cukai per 28 Februari belum mampu mendorong IHSG berada di teritori positif pada akhir pekan lalu.
"IHSG dapat melanjutkan pelemahannya jika tidak ada sentimen positif yang mampu membuat IHSG berbalik arah," terang Reza.
Untuk itu, ia berharap pelaku pasar memanfaatkan momentum pelemahan ini dengan masuk kembali masuk ke pasar modal. Ia memprediksi IHSG berada dalam rentang
support 5.369-5.380 dan resisten 5.406-5.421.
(gen)