Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Kamis (9/3), seiring dengan semakin meningkatnya prospek kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
David Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital menjelaskan, untuk bursa saham Wall Street tadi malam kembali ditutup melemah karena anjloknya harga minyak mentah dunia mencapai 5,5 persen di US$50,19 per barel.
Bila dirinci, Dow Jones terkoreksi 0,33 persen ke level 20.855,73 dan S&P500 ditutup turun 0,23 persen di level 2.362,98. Namun, Nasdaq berhasil bertahan di teritori positif dengan menguat 0,06 persen ke level 5.837,55.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar juga mengantisipasi kenaikan bunga The Fed pada pertemuan pekan depan setelah data tenaga kerja tadi malam merilis penambahan angkatan kerja hingga 298 ribu Februari lalu," papar David dalam risetnya, dikutip Kamis (9/3).
Sementara itu, IHSG juga ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Di mana perdagangan kembali didominasi tekanan aksi jual. IHSG ditutup terkoreksi 8,85 poin (0,16 persen) ke level 5.393.
Menurut David, pasar kurang bergairah dalam melakukan transaksi di pasar modal kemarin. Sama halnya dengan yang terjadi di bursa saham Wall Street, pelemahan ini juga disebabkan kekhawatiran kenaikan suku bunga AS.
Selain itu, kondisi juga semakin diperburuk dengan data perdagangan China pada Februari lalu yang dibawah perkiraan.
Atas dasar itulah, ia memprediksi IHSG kembali melemah pada hari ini. Hal ini juga didorong oleh sentimen negatif berupa masih terkoreksinya sejumlah harga komoditas, khususnya energi dan logam.
"IHSG diperkirakan bergerak di 5.370 hingga 5.420," kata David.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG menguat dengan pergerakan di level
support 5.362 dan resisten 5.451.
Menurutnya, penguatan ini didorong oleh kondisi ekonomi yang terbilang masih stabil. Meski begitu, IHSG masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi wajar untuk hari ini.
"Target resisten memungkinkan digapai mengingat rilis data perekonomian cadev terlansir dalam kondisi peningkatan," terang William dalam risetnya.
(gen)