Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia mengucurkan US$100 juta setara Rp1,33 triliun (asumsi kurs Rp13.300 per dolar AS) untuk investasi infrastruktur yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing daerah di seluruh Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves menyatakan, Badan Direksi Eksekutif lembaga tersebut telah menyetujui pendanaan pada 10 Maret 2017.
Nantinya, PT Sarana Multi Infrastruktur, sebuah badan usaha milik negara yang mendanai infrastruktur, menerima dana tersebut untuk mendukung Regional Infrastructure Development Fund, atau RIDF.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RIDF kemudian akan menjadi tambahan akses kredit bagi pemerintah daerah untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur, termasuk penyediaan fasilitas air dan sanitasi, jalan, serta transportasi. Selain Bank Dunia, Asian Infrastructure Investment Bank, atau AIIB, juga memberikan tambahan dana sebesar US$100 juta.
"Pemerintah daerah di Indonesia menghadapi hambatan pendanaan bagi proyek infrastruktur skala besar, karena anggaran mereka, yaitu APBD, kerap hanya bisa diserap untuk mendanai proyek-proyek yang bisa selesai dalam satu tahun," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (14/3).
Ia menilai investasi infrastruktur akan memperbaiki pemberian layanan di tingkat daerah serta meningkatkan kesetaraan peluang sangat penting untuk mencapai pertumbuhann inklusif di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah tertinggal.
"Pendanaan baru ini merupakan salah satu jalan keluar untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi ketimpangan , sehingga masyarakat paling miskin bisa menerima manfaat pertumbuhan,” katanya.
Pemerintah daerah provinsi, kota, dan kabupaten bisa mengusulkan pendanaan untuk fasilitas penyediaan air dan sanitasi, termasuk sistem saluran air; infrastruktur lingkungan hidup, termasuk pengelolaan limbah padat dan drainase; perumahan terjangkau dan perbaikan kawasan kumuh; infrastruktur transportasi dan logistik; serta infrastruktur sosial seperti fasilitas kesehatan, sekolah, dan pasar tradisional.
“Saat ini, instrumen keuangan yang tersedia di Indonesia untuk investasi infrastruktur tingkat lokal masih terbatas. Regional Infrastructure Development Fund akan mengatasi kekosongan pendanaan infrastuktur untuk jangka menengah dan panjang, khususnya di kawasan perkotaan,” kata Marcus Lee, Ekonom Urban Senior Bank Dunia.
Pendanaan KetigaUntuk diketahui, hal ini merupakan pendanaan bersama yang ketiga antara Bank Dunia dengan AIIB di Indonesia. Bulan lalu, Bank Dunia menyetujui pinjaman sebesar US$125 juta untuk memperbaiki 140 bendungan di Indonesia.
Pada bulan Juli 2016, Bank Dunia menambah pendanaan sebesar US$216,5 juta untuk mendukung program nasional Kota Tanpa Kumuh, yang bertujuan meningkatkan infrastruktur di kawasan kumuh.
Melalui Indonesia Sustainable Urbanization Multi-Donor Trust Fund (IDSUN), Bank Dunia juga akan memberikan hibah sebesar US$3 juta untuk mendukung pemerintah daerah menyiapkan proyek-proyek infrastruktur yang telah diusulkan.