Mengawali Pekan, IHSG Diramalkan Masih Perkasa

CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2017 08:45 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih mampu melanjutkan penguatan usai mencapai rekor tertinggi di level 5.540 pada akhir pekan lalu.
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini, Senin (19/3). Euforia kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) diramalkan masih terasa dan membayangi laju IHSG.

Kepala Riset Bhakti Capital Indonesia Budi Ruseno menjelaskan, kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup baik menjadi alasan pelaku pasar tertarik untuk masuk ke pasar modal dalam negeri.

Selain itu, proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah pun masih terus dijalankan. Sehingga, arus dana asing (capital inflow) diprediksi masih mengalir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi sekarang di Eropa misalnya, tidak menguntungkan karena keuntungannya tidak cukup baik jadi pelaku pasar mencari negara yang cukup baik terutama di Asia," ungkap Budi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (18/3).

Selain itu, laju IHSG juga didukung oleh kepastian The Fed yang telah resmi menaikan suku bunganya 25 basis poin menjadi 0,75 persen hingga satu persen. Terbukti, tepat setelah pengumuman The Fed pekan lalu, jumlah dana asing yang masuk bahkan tembus Rp1 triliun. Berbeda dari biasanya yang dibawah Rp1 triliun.

"Lalu pengaruh politik yang terjaga juga mempengaruhi pelaku pasar masuk ke pasar modal. Sekarang kan sudah lebih baik dari sebelumnya yang banyak demo," sambung Budi.

Menurutnya, IHSG sepanjang pekan ini akan berada dalam rentang support 5.500 hingga 5.600. IHSG diprediksi menguat pada awal pekan dan melemah di tengah pekan karena pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung (profit taking).

"Kinerja perusahaan juga masih mempengaruhi laju IHSG, itu mempengaruhi pelaku pasar," ucap Budi.

Di sisi lain, analis Reliance Securities Lanjar Nafi menyebut, pelaku pasar akan fokus pada indeks harga produksi Eropa, lalu data tingkat kemampuan konsumen di Inggris, pertemuan bank sentral Jepang terkait kebijakan moneternya, dan tingkat kepercayaan konsumen dan survei kinerja sektor manufaktur di Jepang dan Eropa.

"Melihat minimnya sentimen yang mempengaruhi pasar pekan depan, pergerakan komoditas dan nilai tukar akan menjadi pemicunya," terang Lanjar dalam risetnya.

Ia menilai, IHSG akan sedikit tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Lanjar memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.446 dan resisten 5.550.

Seperti diketahui, di akhir pekan lalu IHSG berhasil mencapai level 5.540 atau tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika diakumulasi sepanjang pekan, maka IHSG menguat 2,78 persen pada pekan lalu.

Sementara, bursa saham Wall Street AS ditutup melemah pada akhir pekan lalu. Mengutip Reuters, pelemahan ini disebabkan anjloknya harga saham perbankan. Namun, harga saham Adobe membantu mendorong indeks S&P500 dan Nasdaq.

Tercatat, indeks Dow Jones turun tipis 0,1 persen ke level 20.914,62. Kemudian, S&P500 melemah 0,13 persen ke level 2.378,25 dam Nasdaq bergerak stagnan di level 5.901,00.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER