Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh menteri Kabinet Kerja untuk bisa bekerja maksimal demi mengejar keinginannya melihat perekonomian Indonesia tumbuh 5,6 persen tahun ini dan tahun depan.
Angka tersebut terbilang agresif, mengingat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen.
Target tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3 persen yang hanya tercapai 5,02 persen di ujung tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tahun depan kita sudah tetapkan ingin pertumbuhan ekonomi 5,6 persen. Tetapi saya ingin tidak hanya di 2018, kalau bisa di 2017 juga mumpung kita baru tiga bulan pertama,” kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (4/4).
Untuk mencapai target tersebut, Jokowi meminta kepada seluruh menteri Kabinet Kerja untuk melakukan penghematan sebesar-besarnya.
“Dua tahun ini harus dilakukan penghematan besar-besaran di seluruh kementerian dan lembaga," tambahnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menilai, tidak efisiennya penggunaan anggaran di instansi pemerintah merupakan salah satu faktor penghambat laju ekonomi Indonesia. Pasalnya, porsi belanja yang tidak efisien seharusnya bisa dialihkan untuk belanja modal program lain yang lebih produktif.
"Saya kira banyak sekali biaya-biaya yang bisa dipotong, bisa dihemat dan itu bisa dilarikan kepada belanja modal. Lihatlah lagi yang 2017 maupun nanti yang 2018," kata Jokowi.
Selain melakukan penghematan, Jokowi juga meminta para pembantunya memutar otak dalam mengejar pertumbuhan ekonomi dengan mempermudah investasi masuk ke Indonesia dan juga meningkatkan ekspor.
"Naikkan ekspor ini bukan barang yang mudah karena pasarnya juga lesu. Tetapi sekali lagi ingin saya sampaikan ada pasar-pasar tradisional yang bertahun-tahun itu tidak pernah kita lihat. Itu tolong betul-betul dikirim rombongan misi dagang untuk melihat peluang yang ada di negara-negara itu," tandasnya.