Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai, kenaikan harga pangan masih akan menjadi tantangan yang perlu dihadapi Bank Indonesia dan pemerintah dalam mengontrol laju inflasi. Pasalnya, masih terdapat momentum peringatan hari raya Idul Fitri yang biasanya memicu kenaikan harga pangan.
Pada Maret lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,02 persen yang terutama disumbangkan oleh penurunan harga pangan, khususnya komoditas cabai dan bawang merang. Alhasil, laju inflasi secara tahunan (
year to date/ytd) tercatat sebesar 1,19 persen dan laju inflasi tahunan (
year on year) tercatat sebesar 3,61 persen.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, tantangan terbesar bagi pengendalian inflasi di Indonesia justru baru akan dilalui pada kuartal kedua. Salah satunya, yakni jatuhnya peringatan Hari Raya Idul Fitri (lebaran) pada Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari terjadinya deflasi satu bulan (di Maret) itu tidak bisa (mencerminkan perbaikan), kemudian menjadi santai. Ini masih tiga bulan, kita masih punya tantangan Lebaran," ujar Mirza di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (5/4).
Selain lebaran, menurut dia, sentimen lain yang juga akan mewarnai laju inflasi pada Juni adalah hilangnya hasil panen raya petani. Dengan demikian, ketersediaan pasokan akan berkurang, namun kebutuhan untuk konsumsi masyarakat kian besar. Kondisi tersebut pun dapat memicu kenaikan harga pangan.
Selain dari domestik, sentimen pemicu inflasi juga berasal dari global, yakni pergerakan harga minyak di pasar internasional. Oleh karena itu, lanjut Mirza, pekerjaan pemerintah dan BI ke depan masih akan cukup berat. Hanya saja fokus pengendalian inflasi masih akan sama yakni yakni meredam gejolak harga pangan (
volatile foods).
Penguatan mata rantai distribusi pun menjadi salah satu kunci pengendalian inflasi. Penguatan tersebut dilakukan dengan menjamin seluruh distributor dan pasar mendapat akses cepat dari sentra-sentra produksi petani.
"Mudah-mudahan selanjutnya bisa terus dikontrol mengenai
volatile foods, dengan begitu inflasi bisa 4 persen," kata Mirza.
Sebelumnya, Bank Indonesia menargetkan dapat menjaga inflasi pada komponen harga pangan strategis berada pada kisaran 4-5 persen. Dengan demikian, inflasi pada sepanjang tahun ini dapat terjaga pada kisaran 3-5 persen.