Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir laju inflasi tahun ini melampaui 3 persen-3,5 persen atau lebih tinggi ketimbang realisasi tahun lalu, yakni 3,02 persen.
"Saya khawatir tahun ini kalau kita tidak hati-hati, kita tidak bisa mempertahankan (inflasi) di angka 3-3,5 persen," ujar Jokowi, membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2017 di Istana Negara Jakarta, Selasa (21/2).
Meskipun APBN 2017 menetapkan asumsi inflasi sebesar 4 persen, namun Jokowi ingin inflasi tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target saya, harus selalu turun-turun terus karena di negara-negara yang sudah stabil, inflasi paling 0 koma sampai satu persen, masa kita yang dulu-dulu sampai 8-9 persen, bahkan lebih. Ini harus dikendalikan," katanya.
Salah satu upaya menjaga inflasi, ia meminta, Kementerian Perdagangan agar memantau ketersediaan bahan-bahan pokok. Hal ini dikarenakan stok barang terkait dengan stabilitas harga. Kementerian Perdagangan bahkan diminta menggunakan aplikasi yang dapat memantau stok barang demi mengantisipasi gejolak.
"Sekali lagi, agar angka inflasi yang 3,02 persen betul-betul terus dilihat," tegas Jokowi.
Tak cuma itu, Jokowi juga meminta Kementerian Perdagangan mencari cara memotong mata rantai distribusi. Tingginya harga barang tidak terlepas dari panjangnya mata rantai distribusi dari petani ke masyarakat.
Jokowi mengusulkan, Kementerian Perdagangan menerapkan kembali pemberitahuan harga bahan pokok, seperti cabai, melalui media massa dan media sosial.
"Saya ingatkan, agar bekerja dengan kalkulasi, rinci, tidak teoritis di dalam kantor. Detil, terhitung," pungkasnya.
(bir/gen)