Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp3,7 Triliun Hingga Maret

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Apr 2017 19:53 WIB
Angka itu setara dengan 17,61 persen dari target perolehan kontrak baru perusahaan tahun ini sebesar Rp21 triliun, di luar kontrak proyek LRT Jabodebek.
Angka itu setara dengan 17,61 persen dari target perolehan kontrak baru perusahaan tahun ini sebesar Rp21 triliun, di luar kontrak proyek LRT Jabodebek. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp3,7 triliun pada triwulan I tahun ini. Angka itu setara dengan 17,61 persen dari target perolehan kontrak baru perusahaan tahun ini sebesar Rp21 triliun, di luar kontrak Light Rapid Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata menjelaskan, meski perolehan kontrak baru tersebut masih jauh dari target, tetapi jumlahnya terbilang meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Ki Syahgolang menuturkan, raihan tersebut meningkat 59,6 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp2,3 triliun. Menurutnya, lini bisnis konstruksi dan energi memberikan kontribusi terbesar yakni, 94,4 persen, sedangkan sisanya berasal dari lini bisnis lainnya sebesar 5,6 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, realisasi perolehan kontrak baru pada bulan Maret ini terdiri dari, struktur apartemen Pancoran Riverside sebesar Rp435 miliar, Design and Build Pembangunan Rumah Susun Nagrak Tower 6-10 di Jakarta Utara Rp215,4 miliar.

Selanjutnya, revitalisasi Pabrik Gula Mojo di Sragen Rp204,5 miliar, Design and Build Pembangunan Rumah Susun di Jalan Rorotan IV di Cilincing, Jakarta Utara sebesar Rp177,8 miliar, dan Apartemen Mardhika Park di Tambun sebesar Rp167,8 miliar.

"Untuk segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari APBN/APBD tercatat 25,2 persen, BUMN 41,6 persen, sementara swasta sebanyak 33,2 persen," papar Ki Syahgolang dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (7/4).

Adapun, untuk tipe pekerjaannya sendiri, kontrak baru ini terdiri dari proyek gedung 71,7 persen, jalan dan jembatan 16,8 persen, dan proyek infrastruktur lainnya sebesar 11,5 persen.

Asal tahu saja, perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp42 triliun, yang termasuk proyek LRT. Target tersebut terbilang ambisius dibandingkan dengan target perolehan kontrak baru 2016 yang hanya Rp17,9 triliun.

Target total kontrak baru pada 2016 tersebut merupakan revisi dari sebelumnya yang mencapai Rp25 triliun. Sayangnya, meski sudah direvisi, perusahaan tetap tidak mampu mencapai target karena kontrak baru yang didapat hanya Rp16,5 triliun sepanjang 2016.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER