Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariasi berpeluang bangkit (rebound) pada perdagangan hari ini, Selasa (11/4). Rebound dipicu oleh menguatnya harga minyak dunia tadi malam.
Kepala riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, saham emiten sektor energi akan diuntungkan oleh penguatan harga minyak dunia. Sehingga, menarik aksi beli dan menggerakkan pasar setelah sempat melemah kemarin.
Namun, patut diketahui, pasar juga akan dipengaruhi oleh kekhawatiran risiko geopolitik di kawasan Asia dan data inflasi China pada Maret yang diperkirakan naik menjadi 1,1 persen secara tahunan (Year on Year/YoY).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku pasar juga menanti rilis kinerja keuangan sejumlah emiten per kuartal I 2017 ini. Hal ini akan menjadi pertimbangan investasi bagi pelaku pasar ke depannya.
"IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang pada kisaran 5.620 hingga 5.680," ungkap David dalam risetnya, dikutip Selasa (11/4).
Di sisi lain, Kepala riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, IHSG bakal melanjutkan pelemahannya sejalan dengan turunnya sejumlah harga komoditas tadi malam.
Edwin merinci, batu bara Rotterdam turun 1,5 persen, batu bara Newcastle 2,02 persen, nikel melemah 1,2 persen, timah turun tipis 0,04 persen, dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terkoreksi 2,37 persen.
Selain itu, price earning ratio (PER) IHSG yang sudah terlalu mahal dibandingkan dengan bursa Asia lainnya turut menjadi pemicu pelemahan IHSG hari ini.
"IHSG berpotensi turun ditengah mahalnya PER IHSG, baik trailing dan estimasi," terang Edwin dalam risetnya.
Untuk itu, Edwin memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.600 dan resisten 5.670. Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak dalam rentang Rp13.210-Rp13.340.
Kemarin, IHSG ditutup melemah 9,18 poin (0,16 persen) ke level 5.644. Menurut David, pasar kurang bergairah dalam melakukan transaksi di pasar modal dan cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking).
"Aksi ambil untung kemarin lebih dipicu sentimen negatif pasar kawasan Asia menyusul langkah AS mengirimkan kapal perangnya mendekati perairan Korea," papar David.