Jakarta, CNN Indonesia -- PT BFI Finance Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 35,5 persen menjadi Rp3,16 triliun pada kuartal I tahun ini jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp2,33 triliun. Pertumbuhan ini diperkirakan melampaui pencapaian industri pembiayaan pada kuartal I 2017.
Tiga faktor utama yang menopang pertumbuhan pembiayaan, yakni pertama, kesiapan infrastruktur perseroan.
Tahun lalu, perseroan menyebar 38 gerai baru yang mulai membuahkan hasil pada kuartal pertama ini. Tahun ini, perseroan berencana menambah 30-50 gerai baru. Gerai ini merupakan kantor cabang pembantu sebagai
point of sales dari kantor cabang utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, Direktur BFI Finance Sudjono mengatakan, membaiknya kondisi perekonomian di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatra dan Kalimantan yang sempat terpuruk akibat penurunan harga komoditas dalam dua tahun terakhir.
"Kami kira, bisnis di Sumatra dan Kalimantan mulai membaik, sehingga kami ikut terdampak dari perbaikan ekonomi beberapa wilayah ini," ujarnya, Selasa (18/4).
Ketiga, sambung Sudjono, diversifikasi portofolio pembiayaan dari roda empat baru sebanyak 30 persen dari total pembiayaan 2015 lalu menjadi hanya tiga persen di tahun lalu.
"Penurunan pembiayaan mobil baru ini mencapai 70 persen. Karena,
shifting (pengalihan) ke lini bisnis perseroan lainnya, seperti mobil bekas, motor baru, motor bekas, dan alat berat," terang dia.
Secara keseluruhan, BFI Finance mematok pertumbuhan pembiayaan sebesar 20 persen hingga akhir tahun nanti atau menjadi Rp13 triliun dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp10,74 triliun. Adapun, tahun lalu, pertumbuhan pembiayaan perseroan hanya berkisar 6,8 persen dibandingkan 2015 silam.
Dari sisi pendanaan, BFI Finance membutuhkan dana segar Rp5,8 triliun untuk menjalankan aktivitas bisnis pembiayaan tahun ini. Di antaranya Rp2,7 triliun sudah diperoleh dari penerbitan obligasi Rp1 triliun, pinjaman bilateral dengan PT Bank Mandiri (Persero) Rp1 triliun, dan sisanya berasal dari pinjaman bank mitra.
"Sisanya Rp3,1 triliun akan kami peroleh dari obligasi lagi pada semester kedua sekitar Rp1 triliun - Rp1,5 triliun, dan pinjaman bank mitra, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Struktur pendanaan ini sebagai diversifikasi demi memperoleh biaya dana yang lebih murah," imbuh Sudjono.
Lebaran Dongkrak BisnisDirektur BFI Finance Sutadi optimistis, pembiayaan pada kuartal II akan membaik dibandingkan kuartal I. Tak tanggung-tanggung, ia memprediksi, pertumbuhannya bakal mencapai 10 persen-15 persen.
Optimisme ini tidak terlepas dari ekonomi yang membaik di banyak wilayah di Indonesia, termasuk juga momentum Ramadan dan Idul Fitri.
"Tren
booking (pembiayaan) pada kuartal I umumnya lebih rendah dari kuartal IV. Namun, kami masih mencatat pertumbuhan positif. Kami perkirakan, pembiayaan pada kuartal kedua ini bisa tumbuh 10 persen-15 persen dari pencapaian kuartal I," tutur dia.
Sebagai strategi, perseroan bakal membuka 30-35 gerai baru di sepanjang tahun ini. Strategi lain, yaitu meningkatkan penetrasi pasar di luar Pulau Jawa, terutama Sumatra dan Kalimantan yang sempat turun 12 persen (khusus Kalimantan) dalam dua tahun terakhir.
"Selain itu, kami juga akan tetap menjaga kualitas aset. Jangan sampai, pembiayaan meningkat, tetapi risikonya ikut naik. Kami
boost (dorong) pertumbuhan bisnis, sambil juga menjaga kualitas aset," imbuhnya.
Sebagai informasi, nonperforming finance (NPF) BFI Finance tercatat 1,01 persen pada kuartal I 2017. Rasio pembiayaan macet ini tercatat terus turun seiring dengan
recovery aset-aset bermasalah yang dilakukan perseroan.