Surabaya, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, total investor di Kawasan Industri Kendal (KIK) telah mencapai 60 perusahaan. Angka itu telah melampaui target yang semula dicanangkan sebanyak 50 perusahaan pada tahun ini.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono menyatakan,
anchor dari kawasan industri tersebut adalah PT Tat Wai Industries. Perusahaan itu bergerak dalam bidang industri furniture yang berasal dari Singapore.
Menurutnya, mayoritas investor di KIK bergerak dalam industri manufaktur. Namun, meski jumlah perusahaan telah melampaui target, Imam enggan buka suara soal target selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bisnis semakin banyak semakin senang. Itungannya cukup moderat. Ini masih proses," ungkap Imam di Surabaya, Senin (17/4).
Berdasarkan catatan Kemenperin, infrastruktur telekomunikasi di Kendal sudah sepenuhnya tersedia. Hanya saja, untuk infrastruktur berupa jalan dan aliran listrik masih dalam proses. Sementara, lahan belum 100 persen tersedia.
Asal tahu saja, KIK merupakan kawasan industri yang dibangun oleh PT Kawasan Industri Kendal, atau anak usaha PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) hasil
joint venture (JV) bersama perusahaan asal Singapura, Sembawang Corporation (Sembcorp). Adapun pada perusahaan tersebut, Jababeka memegang porsi saham mayoritas sebesar 51 persen.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bisnis Jababeka Hyanto Wihadhi menyatakan, total perusahaan yang telah masuk dalam KIK baru 30 perusahaan.
Total luas lahan KIK sendiri mencapai 2.700 hektare (ha). Namun, untuk tahap pertama, Jababeka baru akan mengembangkan lahan KIK seluas 1.000 ha.
"Harapan kami tahun ini sekitar 50 ha sampai 100 ha," jelas Hyanto, akhir pekan lalu.