Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap kunjungan delegasi Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Wakil Presiden Mike Pence bisa membawa kejelasan atas posisi investasi dan perdagangan Indonesia saat ini.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, saat ini pengusaha tengah mempertanyakan hubungan dagang dan investasi dengan AS setelah sebelumnya Presiden Donald Trump menuduh Indonesia sebagai satu dari 16 negara yang berbuat 'curang' dengan membuat neraca perdagangan negara adidaya tersebut defisit.
Oleh karenanya, ia berharap kunjungan delegasi Wapres AS pekan ini bisa membuat klir permasalahan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harapkan, Wapres AS bisa mengkomunikasikan kebijakannya secara tepat. Kami juga ingin dengar langsung, apa dampaknya ke negara Asia Tenggara utamanya ke Indonesia," ujar Rosan, Kamis (20/4).
Ia melanjutkan, posisi perdagangan Indonesia di mata AS sangat penting bagi dunia usaha, utamanya bagi para pebisnis yang bermitra dengan pengusaha asal AS. Kadin hanya berharap, pertemuan nanti bisa memberi kepastian bahwa pengusaha Indonesia bisa terus melakukan ekspor ke negara Paman Sam itu.
"Kami ingin sampaikan bahwa kami ingin meningkatkan perdagangan dan sebaliknya. Sebelumnya, pembicaraan kami dengan Kedutaan Besar AS adalah mereka tidak mau mengurangi porsi ekspor. Tapi next-nya ini bagaimana?" paparnya.
Menurutnya, hubungan dagang dan investasi dengan AS memang perlu ditinjau ulang agar bersifat mutualisme. Selama ini, lanjutnya, AS boleh saja menyebut neraca perdagangannya defisit dengan Indonesia. Namun, defisit ini hanya untuk neraca perdagangan barang saja.
Sementara itu, di sisi lain, AS mengalami surplus di dalam neraca jasa. Dikatakan olehnya, AS mengalami surplus neraca jasa sebesar US$3 miliar sepanjang 2016.
"Makanya, jangan dilihat semata-mata ini dari sisi perdagangan barang. Defisit ini tidak hanya barang, tapi juga jasa. Sedangkan di sektor jasa saja Indonesia defisit US$3 miliar. Sehingga, lebih baik jika mereka bisa mengembangkan jasa yang sekiranya kami butuh, dan kami bisa mengembangkan di perdagangan barangnya," pungkas Rosan.
Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke AS tercatat US$16,14 miliar dengan impor sebesar US$7,29 miliar sepanjang 2016. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia surplus US$8,85 miliar di periode tersebut.
Surplus perdagangan dengan AS di tahun lalu tercatat meningkat 2,31 persen dari posisi tahun 2015 sebesar US$8,65 miliar.