Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat pembangunan
Underpass Simpang Lima Mandai di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ditargetkan,
underpass tersebut bisa selesai dan siap digunakan sebelum musim libur Lebaran 2017.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan,
underpass tersebut dibangun untuk mengatasi kemacetan di Simpang Lima Mandai dengan memisahkan lalu lintas ekonomi regional Makasar - Maros - Parepare dengan lalu lintas keluar - masuk Bandara Sultan Hasanuddin.
“Mungkin belum akan rampung seluruhnya, tetapi bisa digunakan pada masa Lebaran,” kata Basuki dikutip dari laman kementerian, Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instruksi Menteri Basuki diterjemahkan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Makassar Bastian S. Sihombing dengan mempercepat pengerjaan
underpass tersebut. Ia mengatakan
underpass Simpang Lima Mandai dipastikan bisa digunakan setelah dilakukan perkerasan beton bertulang, termasuk median jalannya.
"Kami instruksikan kontraktror untuk bekerja tiga
shift selama 7 hari seminggu sehingga target fungsional H-7 Lebaran bisa tercapai. Kita akan lengkapi
underpass ini dengan asesori yang dipersyaratkan sesudahnya,” jelasnya.
Bastian menyebut, sesuai jadwal seharusnya
underpass baru bisa selesai 11 Juli 2017. Namun, untuk memperlancar arus mudik lebaran, akan dibuka untuk dapat dilalui kendaraan pada masa Lebaran atau sekitar 19 Juni 2017. Hal ini dimaksudkan untuk melayani lalulintas regional maupun keluar-masuk bandara yang akan memuncak.
“Secara keseluruhan progres fisik konstruksi kini sudah mencapai 74,77 persen, termasuk sistem drainase dan pintu air untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada terowongan, akibat kenaikan elevasi banjir dari sungai terdekat,” kata Bastian.
Underpass Simpang Lima Mandai memiliki panjang 1.050 meter dengan konstruksi terowongannya sepanjang 110 meter. Saat ini terowongan baik arah Makasar dan arah Maros dengan lebar 2 x 9 meter sudah selesai.
Pembangunan
underpass dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Multiyears tahun anggaran 2015-2017 senilai Rp169,63 miliar. Kontraktor pelaksana pembangunan
underpass tersebut adalah PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.