Jakarta, CNN Indonesia -- Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menargetkan dapat memiliki 85 negara anggota pada akhir tahun ini. Saat ini, jumlah anggota AIIB mencapai 77 anggota.
Seperti dikutip dari
Reuters pada Minggu (14/5), AIIB menyebut dewan gubernur pada Sabtu (13/5) lalu telah menyetujui tujuh negara yang melamar sebagai anggota. Dengan tambahan tujuh negara tersebut, saat ini jumlah anggota AIIB bertambah menjadi 77 anggota.
Adapun tujuh negara yang baru bergabung, yakni Bahrain, Cyprus, Samoa, Bolivia, Chile, Greece and Romania. Ketujuh negara tersebut akan bergabung secara resmi ke dalam AIIB setelah ketujuhnya menyetorkan angsuran modal pertama mereka pada AIIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kami memiliki 77 anggota. Di akhir tahun ini, kami harapkan dapat memiliki 85 anggota, termasuk Hong Kong," ujar
Presiden AIIB Jin Liqun dalam Konferensi Tingkat Tinggi
One Belt and One Road (OBOR) di Beijing.
AIIB sendiri dibentuk pada Januari 2017 yang ditandatangani oleh 57 anggota. Jumlah tersebut kemudian bertambah sebanyak 13 anggota hingga Maret 2017. Lembaga pembiayaan multilateral yang bermarkas di China tersebut, bertujuan untuk mendukung pembiayaan infrastruktur yang dibutuhkan Asia.
Sejauh ini, AIIB telah menyelesaikan pembiayaan sebanyak 10 proyek infrastruktur. Adapun kesepuluh proyek tersebut berada pada negara-negara yang tergabung dalam inisiatif Belt and Road.
Saat ini, saham AIIB masih dikuasai oleh China dengan kepemilikan saham sebesar 27,83 persen. Disusul oleh India sebesar 8,02 persen, Rusia 6,33 persen, dan Korea 3,74 persen. Sementara itu, Indonesia memiliki 3,39 persen saham pada AIIB.
Inisiatif
Belt and Road yang diluncurkan sejak 2013 lalu, sebagai cara baru untuk mendorong pembangunan. Pembangunan tersebut bertujuan memperluas hubungan antara Asia, Afrika, Eropa dan wilayah lainnya yang didukung investasi infrastruktur miliaran dolar.