NPF Turun, Laba BSM Tumbuh 19,21 Persen

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2017 06:51 WIB
Peningkatan laba BSM, antara lain ditopang oleh perbaikan kualitas pembiayaan, pemulihan aset yang sudah dihapus buku, dan peningkatan fee based income.
Pada sepanjang kuartal pertama tahun ini, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) PT Bank Syariah Mandiri turun signifikan dari 6,42 persen di kuartal pertama tahun lalu menjadi 4,91 persen. (Dok. Bank Syariah Mandiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) membukukan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar Rp90,26 miliar, tumbuh 19,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan laba, antara lain didorong turunnya rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) gross perseroan dari 6,42 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi 4,91 persen. 

Adapun NPL net BSM tercatat juga turun dari 4,32 persen menjadi 3,16 persen. 

Direktur Bank Syariah Mandiri Choirul Anwar menjelaskan, peningkatan laba BSM, antara lain ditopang oleh perbaikan kualitas pembiayaan, pemulihan aset yang sudah dihapus buku (recovery ex write off), peningkatan fee based income, serta pengendalian biaya operasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah, strategi yang ditetapkan membuahkan hasil,’’ ujar Choirul dalam keterangan resmi, dikutip Senin (15/5). 

Choirul menjelaskan, pada kuartal pertama tahun ini, BSM telah melakukan penghematan biaya PPAP dari perolehan recovery ex write off sebesar Rp123 miliar. Penghematan tersebut dilakukan seiring menurunnya NPF gross maupun net perseroan. 

Kendati demikian, persentase rasio pencadangan terhadap NPF (cash coverage ratio) pada kuartal pertama tahun ini tercatat meningkat dari 56,99% pada periode sebelumnya menjadi 65,30%. Di sisi lain, biaya operasional yang diindikasikan dengan rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dapat dikendalikan menurun dari 94,27 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi 93,67 persen. 

"Fee based income perusahaan juga mencatatkan kinerja positif yang tumbuh menjadi Rp256 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp200 miliar," jelasnya. 

Selain itu, menurut Choiril, pertumbuhan laba perseroan juga didorong oleh pendapatan margin bagi hasil sebesar 10,35 persen (yoy) dari Rp1,55 triliun menjadi Rp1,71 triliun. Peningkatan pendapatan margin tersebut didorong oleh  tumbuhnya pembiayaan sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar 9,14 persen menjadi Rp55,42 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan perseroan saat ini menurut dia, didorong oleh segmen konsumer dan gadai yang masing-masing tumbuh 14,32% (yoy) menjadi Rp17,53 triliun.

"Segmen ini kedepannya menjadi sumber pertumbuhan pembiayaan di BSM seiring fokus kami di segmen ritel,’’ terangnya. 

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12,47% (yoy) dari Rp63,16 triliun menjadi Rp71,04 triliun. Adapun aset perseroan tercatat tumbuh sebesar 11,83% (yoy) dari Rp71,55 triliun menjadi Rp80,01 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER