Pemerintah Patok Pertumbuhan Ekonomi 2018 Hingga 6,1 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mei 2017 15:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sasaran pertumbuhan yang lebih tinggi ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sasaran pertumbuhan yang lebih tinggi ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen - 6,1 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

"Sasaran pertumbuhan yang lebih tinggi ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, kawasan perbatasan dan juga pertumbuhan kawasan yang masih tertinggal," ujarnya saat menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN 2018 di DPR, Jumat (19/5).

Adapun, dari sisi inflasi, ia menuturkan, pemerintah berupaya menjaga inflasi di kisaran 3,5 persen (plus minus satu persen). Sasaran ini lebih rendah dari target tahun ini yang sebesar 4 persen (plus minus satu persen).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sri Mulyani, tingkat inflasi yang rendah tidak cuma mendorong perekonomian domestik untuk menjadi lebih efisien dan berdaya saing. Tetapi juga, akan menjamin kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan pada akhirnya memperbaiki tingkat kesejahteraan.

Dari sisi nilai tukar, tahun depan, pemerintah memproyeksi nilai rupiah bergerak dalam rentang Rp13.500 - Rp13.800 per dolar Amerika Serikat (AS). Depresiasi rupiah tidak selalu berarti negatif terhadap perekonomian domestik.

"Depresiasi nilai tukar pada batas-batas tertentu akan berdampak positif bagi perbaikan daya saing produk ekspor Indonesia yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi," imbuh Sri Mulyani.

Sementara, untuk suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan pada 2018 diperkirakan mencapai 4,8 persen - 5,6 persen.

Selain itu, asumsi hargak minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Prices/ICP) di tahun anggaran 2018 diperkirakan pada kisaran US$ 45-60 per barel. Dengan lifting minyak dan gas bumi diperkirakan mencapai 1,965 juta-2,050 juta barel per hari (bph).

Asumsi tersebut terdiri dari lifting minyak bumi sebanyak 771.000-815.000 bph dan gas bumi sekitar 1,1 juta-1,2 juta barel setara minyak per hari.

"Perkiraan tingkat lifting berdasarkan pertimbangan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan-lapangan migas yang ada, penambahan proyek yang akan dimulai beroperasi, serta rencana kegiatan produksi yang dilaksanakan oleh KKKS migas pada 2018," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER