Kuartal I 2017, Keuntungan Perbankan Tembus Rp32,88 Triliun

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mei 2017 08:53 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah laba bersih perbankan tersebut naik 13,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah laba bersih perbankan tersebut naik 13,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba bersih perbankan sepanjang kuartal I 2017 mencapai Rp32,88 triliun atau naik 13,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau secara tahunan.

Capaian tersebut membaik dibandingkan realisasi kuartal I 2016 di mana laba bersih perbankan turun 2,29 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp28,95 triliun.

Berdasarkan Statistik Perbankan OJK Maret 2017, kenaikan laba bersih perbankan tersebut antara lain dipicu oleh kenaikan pendapatan bunga bersih perbankan. Pada Maret 2017, pendapatan bunga bersih perbankan tercatat naik 6,7 persen secara tahunan dari Rp82,06 triliun menjadi Rp87,58 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan pendapatan bunga bersih tersebut disumbang oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban bunga. Tercatat, pada periode yang sama, pendapatan bunga mencapai Rp176,13 triliun atau tumbuh 4,5 persen secara tahunan. Sementara, beban bunga naik 2,4 persen secara tahunan dari Rp86,45 triliun menjadi Rp88,55 triliun.

Perbaikan kinerja laba perbankan pada tiga bulan pertama tahun ini juga disebabkan oleh turunnya beban operasional bank sebesar 6,6 persen dari Rp127,21 triliun pada kuartal I 2016 menjadi Rp118,82 triliun.

Sementara, pendapatan operasional bank tercatat sebesar Rp72,4 triliun atau tergerus 10,8 persen dibandingkan Maret 2016 sebesar Rp81,2 triliun.

Selanjutnya, penyaluran kredit perbankan kepada pihak ketiga tercatat tumbuh 9,2 persen persen secara tahunan menjadi Rp4.369,97 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit tersebut juga diiringi kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,02 persen secara tahunan dari Rp4.468,95 triliun pada Maret 2016 menjadi Rp4.916,66 triliun.

Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan turun dari dari 5,55 persen pada Maret 2016 menjadi 5,38 persen. Adapun total aset perbankan pada kuartal I 2017 mengalami kenaikan secara tahunan menjadi 10,7 persen secara tahunan Rp6.829,58 triliun.

Berbagai Manuver Bank

Perbaikan kinerja laba kuartal I 2017 telah dirasakan oleh PT Bank Mandiri Tbk dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini atau tumbuh 6,9 persen secara tahunan.

Padahal, laba bersih selama periode Januari-Maret 2016 hanya sebesar Rp 3,8 triliun atau turun 25,7 persen secara tahunan.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pertumbuhan laba ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar tiga persen secara tahunan menjadi Rp13,4 triliun. Selain itu, raihan laba bersih tersebut juga didorong oleh peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 25 persen secara tahunan menjadi Rp13,4 triliun.

"Kemudian, satu tahun terakhir kami melakukan efisiensi biaya operasional. Jadi, dalam satu tahun kemarin tidak agresif mengembangkan jaringan distribusi fisik. Ini memang cukup berjalan signifikan," ujarnya, Kamis (25/4) lalu.

Perbaikan kinerja laba juga dicapai oleh PT Bank Permata Tbk yang membukukan laba bersih sebesar Rp453 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Sementara, pada periode yang sama tahun lalu, Bank Permata tercatat mengalami kerugian sebesar Rp376 miliar.

Perbaikan kinerja tersebut seiring upaya perseroan menurunkan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sejak tahun lalu.

Dampaknya, beban biaya pencadangan yang menimbulkan kerugian perseroan, turun 57 persen secara tahunan menjadi Rp670 miliar. Disisi lain, perseroan juga melakukan penjualan aset bermasalah yang turut berkontribusi pada pendapatan.

Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah menjelaskan, pihaknya akan terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit, dan menjual sebagian dari portofolio NPL.

"Terbukti dari upaya tersebut telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset. Rasio NPL Gross tercatat sebesar 6,4 persen per 31 Maret 2017, turun dari 8,8 persen pada Desember 2016, sedangkan rasio NPL Net tetap di kisaran 2,2 persen," ujar Ridha dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (23/5).
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER