Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih terus melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5), karena rupiah terus lunglai terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, hal itu menjadi faktor katalis pelemahan IHSG selain karena minimnya insentif di pasar.
Pada perdagangan kemarin (Selasa (30/5), rupiah terkoreksi tipis tiga poin (0,02 persen) ke level Rp13.323 setelah bergerak dalam rentang Rp12.886-Rp13.873.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari eskternal, pasar tengah menanti data aktivitas manufaktur China yang diperkirakan tumbuh melambat dengan angka indeks di 51,0 turun dari bulan sebelumnya 51,2," ungkap David dalam risetnya.
Sementara, data lainnya yang akan menjadi perhatian pelaku pasar datang dari inflasi Mei 2017 yang akan dirilis pada akhir pekan ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.670 dan resistance di 5.730 cenderung koreksi," katanya.
Di sisi lain, analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menilai, kinerja indeks untuk kembali mencetak rekor terbarunya belum terlihat dalam waktu dekat. Pasalnya, sejumlah harga komoditas yang bergerak fluktuatif masih memengaruhi indeks.
"IHSG jelang pergantian bulan masih menunjukkan pola pergerakan yang terkonsolidasi, kemampuan untuk mencetak rekor baru masih terlihat cukup besar, namun belum terlihat akan terealisasi dalam jangka pendek," imbuh William.
Kendati demikian, dana asing yang masih terus mengalir ke pasar modal Indonesia akan menjadi penopang kenaikan IHSG. Ia memprediksi, IHSG berpeluang bangkit dan bergerak dalam rentang support 5.672 dan resistance 5.797.
Sekadar informasi, indeks kembali terkoreksi ke level 5.693 pada perdagangan kemarin. David menjelaskan, pelaku pasar terlihat kurang bergairah dan cenderung bersikap menunggu (wait and see).
"Pasar saat ini tengah menanti insentif positif lanjutan baik dari eksternal maupun domestik," tutur David.
Pada saat yang sama, kondisi bursa saham Wall Street juga terlihat kurang baik pada penutupan tadi malam. Dow Jones terkoreksi 0,24 persen, S&P500 turun 0,12 persen, dan Nasdaq melemah 0,11 persen.
"Saham-saham perbankan dan energi menjadi motor penurunan Wall Street," tandas David.