Sri Mulyani Harap S&P Kerek Investasi Tumbuh 8 Persen di 2018

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 15:29 WIB
Pemerintah akan mendorong sentimen positif dari Standard and Poor's untuk mendorong pertumbuhan investasi tahun depan mencapai 8 persen.
Peningkatan investasi sangat dibutuhkan pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kenaikan peringkat (rating) layak investasi dari lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) pada Mei 2017 lalu, mampu menjadi stimulus bagi pertumbuhan investasi Indonesia. Tahun depan, investasi diharapkan dapat tumbuh mencapai 8 persen.

Adapun sepanjang Januari-Maret 2017, pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya sebesar 4,81 persen. Dengan demikian, pemerintah membidik pertumbuhan investasi mampu meningkat hingga dua kali lipat pada tahun depan dibanding tahun ini.

"Peningkatan peringkat rating Indonesia menjadi investment grade oleh S&P diharapkan memperbaiki kepercayaan swasta dan meningkatkan aliran modal masuk ke Indonesia," ujar Sri Mulyani di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (6/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya menurut dia, akan mendorong sentimen positif dari S&P terasa ke pertumbuhan investasi Tanah Air. Salah satunya, dengan terus melakukan penyederhanaan regulasi melalui paket kebijakan ekonomi.

Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya mengejar target perbaikan peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) dari posisi 91 di tahun lalu menjadi posisi 40 besar di tahun 2019 mendatang. Hal tersebut diharapkan dapat memicu aliran investasi yang lebih cepat ke dalam negeri.

Peningkatan investasi, menurut Sri Mulyani, terutama sangat dibutuhkan pemerintah untuk melanjutkan belanja infrastruktur. Dia pun berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

"Dengan peningkatan investasi maka kapasitas produksi meningkat dan lapangan kerja baru dapat diciptakan," terang Sri Mulyani.

Jika investasi dapat tumbuh mencapai 8 persen, menurut dia, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat tumbuh dikisaran 5,4 persen hingga 6,1 persen sesuai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2018.

Dengan demikian, investasi dapat menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi dan menyalip konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Pada tahun depan, konsumsi rumah tangga diproyeksi mampu tumbuh mencapai 5,4 persen. Adapun sampai kuartal I 2017, pertumbuhannya baru mencapai 4,93 persen.

Sebagai informasi, dalam R-APBN 2018, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,4 persen sampai 6,1 persen, inflasi 2,5 persen hingga 4,5 persen. Kemudian nilai tukar atau kurs rupiah sebesar Rp13.500 hingga Rp13.800 per dolar Amerika Serikat (AS), dan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tiga bulan sebesar 4,8 persen sampai 5,6 persen.

Sedangkan harga minyak mentah (Indonesia Crude Oil Prices/ICP) ditargetkan seharga US$45 sampai US$60per barel. Adapun lifting minyak dan gas bumi diperkirakan mencapai 1.965 sampai 2.050 ribu barel per hari (bph), dengan lifting minyak bumi sekitar 771 ribu sampai 815 ribu bph dan gas bumi sekitar 1,1 sampai 1,2 juta barel setara minyak per hari.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER